Facebook Pixel Code Kenali Penyebab Kolik pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Kenali Penyebab Kolik pada Bayi dan Cara Ampuh Mengatasinya

Kenali Penyebab Kolik pada Bayi dan Cara Ampuh Mengatasinya

Bayi terus-terusan menangis kencang yang sulit ditenangkan dan seringnya terjadi menjelang malam hari? Ini bisa jadi pertanda si Kecil mengalami kolik, Bun. Kolik pada bayi memang bisa membuat orang tua merasa cemas dan frustrasi, karena alasannya seringkali sulit diketahui. 

Maka itu, yuk pahami apa itu kolik pada bayi, penyebab, ciri-ciri, dan apa yang bisa Bunda lakukan untuk menenangkan si Kecil!

Apa Itu Kolik?

Kolik pada bayi adalah kondisi ketika bayi menangis tanpa henti selama berjam-jam dan tanpa alasan yang jelas dan sulit dikendalikan. Kolik biasanya terjadi pada bayi sehat yang berusia di bawah 5 bulan, di mana ia bisa menangis sampai lebih dari tiga jam selama kurang lebih tiga hari berturut-turut.

Hal ini dikarenakan bayi masih belum mampu mengekspresikan rasa tidak nyaman yang tengah ia rasakan. Perlu diketahui, Bun, kolik adalah kondisi yang umum dan bukanlah suatu gejala penyakit.

Kolik juga tidak menyebabkan bayi mengalami penyakit jangka panjang di kemudian hari. Bayi yang mengalami kolik tetap dapat tumbuh normal seperti anak-anak lain yang mungkin tidak pernah kolik saat kecil.

Umumnya, kolik dialami pada bayi baru lahir usia 2 minggu atau lebih. Pada kasus yang parah, bayi kolik bisa berlangsung hingga 6-8 minggu. Lalu, apakah kolik pada bayi bisa sembuh sendiri? Setelah bayi berusia 3-4 bulan, kolik akan menghilang dengan sendirinya.

Seperti Apa Ciri-Ciri Kolik pada Bayi?

Bunda mungkin sudah tahu kalau di tiga bulan pertama usia bayi, ia pasti akan sering rewel dan menangis. Tapi, sudah tahukah Bunda bagaimana caranya membedakan tangisan bayi biasa dengan tangisan bayi karena kolik? 

Cara paling mudah untuk bisa mengetahui apakah bayi Bunda menangis akibat kolik atau bukan, bisa dengan memperhatikan berapa lama tangisannya. Namun, Bunda perlu ingat kalau bayi menangis atau rewel tidak selalu berarti bayi mengalami kolik.

Tangisan bayi yang diakibatkan kolik biasanya sangat berbeda dengan tangisan biasanya. Bayi bisa menangis untuk beberapa menit, kemudian menangis lagi lebih kencang dan susah dibujuk atau ditenangkan selama 2-3 jam atau lebih dalam sehari. Biasanya si Kecil mulai menangis 15 menit setelah menyusu. 

Terkadang, bayi bisa menangis hingga meraung seperti berteriak dan menunjukkan ekspresi wajah kesakitan meski setelah Bunda cek ia tidak sedang sakit atau terluka. Bayi yang menangis karena kolik juga umumnya tampak tegang, dengan melengkungkan punggungnya sementara kedua kaki dan tangannya terangkat ke atas perut sambil dikepalkan erat.

Ciri-ciri kolik pada bayi lainnya yang mungkin ia tunjukkan antara lain sebagai berikut: 

  • Wajahnya memerah.

  • Tangisan terjadi di malam hari menjelang waktu tidur.

  • Tangisan berlangsung lebih dari 3 jam dalam sehari dan terjadi setidaknya selama 3 hari dalam seminggu tanpa penyebab yang jelas.

  • Kaki ditekuk ke dada.

  • Perutnya mengeras.

Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Bicara? Ini Cara Deteksi Keterlambatan Bicara pada Anak

Apa Penyebab Kolik pada Bayi?

Penyebab kolik pada bayi sering kali sulit diketahui, Bun. Akan tetapi, para ahli memiliki beberapa dugaan khusus. Berikut adalah beberapa hal yang diduga dapat memicu kondisi ini:

1. Intoleransi Laktosa

Dugaan penyebab kolik pada bayi lainnya adalah intoleransi laktosa, yakni sebuah kondisi yang membuat tubuh bayi tidak mampu mencerna laktosa karena ususnya tidak bisa memproduksi enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Laktosa itu sendiri adalah kandungan gula alami yang banyak terkandung dalam ASI atau produk susu sapi.

3. Refluks Gastroesofagus (GERD)

Kolik pada bayi juga mungkin disebabkan oleh gangguan pencernaan yang disebut refluks gastroesofagus (GERD). Kondisi ini terjadi karena katup yang menjadi pemisah antara bagian bawah kerongkongan dan ujung atas lambung bayi belum bisa menutup sempurna, sehingga bisa menyebabkan gumoh.

4. Perut Bergas

Berikutnya, kolik bisa bayi alami karena adanya gas di dalam perut si Kecil. Ini bisa terjadi kemungkinan karena Mama menelan banyak udara saat tengah menangis dalam waktu yang lama. 

5. Bayi Merasa Kelelahan

Kolik pada bayi juga bisa terjadi karena si Kecil merasa kelelahan dan sensitif terhadap lingkungan di sekitarnya, Bun. Contohnya, akibat cahaya yang terang, suara kencang, dan beragam hal baru lainnya. 

Itu karena sekarang bayi Mama sudah berada di lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan di dalam rahim, sehingga mungkin saja ia merasa kedinginan ataupun kepanasan. 

6. Faktor Psikologis

Bun, menjadi orang tua baru mungkin terasa melelahkan. Tapi, jangan biarkan tekanan ini memengaruhi pola asuh Bunda terhadap si Kecil, ya. Sebab, tahukah Bunda kalau orang tua yang stres atau mudah marah bisa menjadi salah satu alasan bayi sering menangis.

Oleh karena itu, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Misalkan, dengan menaruh bayi di dalam boksnya dan ayun-ayunkan selama 5-10 menit. Kemudian, Mama bisa menjauh sejenak untuk menenangkan diri. 

Mama dapat meminta tolong pasangan atau anggota keluarga yang lain untuk bergantian mengawasi bayi. Ketika Mama sudah agak lebih tenang, segera peluk atau beri si Kecil sentuhan lainnya untuk membuatnya jadi lebih nyaman.

Ingat, Bun, bayi kolik bisa menyebabkan energi orang tua terkuras. Maka itu, tetap jaga kesehatan Bunda dan Ayah, serta atur pola hidup yang sehat agar tidak mengalami sakit maupun stres.

Beberapa faktor lainnya yang mungkin memicu bayi kolik adalah kekurangan atau kelebihan makan, jarang disendawakan, atau karena merasa stres dan cemas.

Bagaimana Cara Mengatasi Kolik pada Bayi?

Kolik tidak perlu diberi obat apapun. Namun, IDAI menganjurkan Bunda coba meringankannya dengan memberikan air manis. Caranya cukup larutkan gula pasir sebanyak 1 sendok teh ke dalam 100 ml air mendidih, dan tunggu sampai benar-benar dingin. 

Bila sudah dingin, coba teteskan 1-2 ml (kira-kira seujung sendok takar obat) pada bayi yang sedang kolik. Rasa manis ditengarai bisa meredakan rasa tidak nyamannya.

Jika si Kecil masih menangis tanpa henti, ada beberapa cara mengatasi kolik pada bayi lainnya yang bisa Bunda lakukan seperti:

  • Gendong bayi sambil digoyang-goyang. Elus-elus lembut punggung si Kecil untuk menenangkannya.

  • Ajak bayi jalan-jalan di sekitar rumah untuk membiarkannya terpapar udara segar dan membuatnya mengantuk.

  • Baringkan si Kecil di ayunan kain sambil dinyanyikan lagu nina bobo.

  • Selimuti bayi.

  • Pijat pelan tubuh bayi.

  • Coba letakkan botol air hangat pada perutnya.

  • Berikan bayi empeng untuk dihisap.

Pada dasarnya kolik pada bayi tidak bisa dicegah, karena ini pasti terjadi di awal usia kehidupan bayi. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejadiannya:

  • Tinggikan kepala bayi saat sedang menyusu agar menelan lebih sedikit udara.

  • Buatlah si Kecil bersendawa selama dan setelah menyusui.

  • Setelah menyusu, Bunda perlu menggendong bayi di bahu dan menepuk lembut di punggungnya untuk membantu bayi sendawa. Jangan baringkan bayi sebelum Bunda mensendawakan bayi. Ini meningkatkan risiko bayi mengalami gumoh.

  • Jangan memberi makan bayi secara berlebihan karena bisa membuatnya tidak nyaman. Bunda bisa mencoba menunggu setidaknya 2 hingga 2,5 jam dari awal satu kali pemberian makan hingga jadwal diberikan makan berikutnya.

  • Memperhatikan apa yang Bunda makan dan minum sehari-hari, karena bagaimanapun apa yang Bunda konsumsi akan diteruskan ke bayi dan ini bisa memengaruhi mereka.

  • Jika Bunda mengonsumsi obat-obatan tertentu bisa konsultasikan dulu dengan dokter untuk menghindari masalah.

Jika setelah didiagnosis ternyata penyebab kolik pada bayi yang mendapat ASI karena alergi,  maka, sebaiknya Bunda jangan memberikan si Kecil susu sapi dan olahannya terlebih dulu. 

Baca Juga: Stimulasi yang Menyenangkan untuk Bayi Umur 4 Bulan

Kapan Harus ke Dokter?

Hal yang perlu dicatat, kolik tidak memiliki efek jangka panjang pada kesehatan atau perkembangan bayi dan bukan merupakan gejala dari masalah medis. Kolik infantil umumnya pelan-pelan mereda sendiri setelah usia 4 bulan.

Pada dasarnya kolik pada bayi tidak membahayakan dirinya. Namun, Bunda perlu membawanya ke dokter jika bayi menangis disertai dengan kemunculan gejala lain, seperti:

  • Gerakan yang menurun (bayi tidak mau/malas bergerak).

  • Bayi tidak mau menyusu.

  • Berat badan menurun

  • Muntah.

  • Demam.

  • BAB yang encer atau berdarah.

Beri tahu dokter juga jika Bunda mengalami depresi atau kesulitan mengontrol emosi saat menghadapi bayi yang sedang mengalami kolik. Dokter bisa merekomendasikan cara yang tepat untuk membantu Bunda mengatasi kolik.

Bunda juga bisa ketahui lebih banyak tentang perkembangan bayi dari bulan ke bulan melalui fitur Catatan Perkembangan Anak. Yuk, coba sekarang!

 

Referensi tambahan:

  1. IDAI | Kolik pada Bayi (Bagian 1). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kolik-pada-bayi-bagian-1
  2. Colic: How to soothe your baby, calm your nerves-Colic - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colic/symptoms-causes/syc-20371074
  3. WebMD. (2002, January 30). Understanding Colic: Treatment. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/colic-treatments
  4. News-Medical. (2016, October 10). Colic Prevention. News-Medical.net. https://www.news-medical.net/health/Colic-Prevention.aspx
  5. Colic Relief Tips for Parents. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/english/ages-stages/baby/crying-colic/pages/colic.aspx 
  6. familydoctor.org editorial staff. (2023, July 3). Colic in Babies - How to Treat and Cope | familydoctor.org. Familydoctor.org. https://familydoctor.org/condition/colic/
  7. Torborg, L. (2020, January 10). Mayo Clinic Q and A: Colic, though often stressful for new parents, will subside - Mayo Clinic News Network. Mayo Clinic News Network. https://newsnetwork.mayoclinic.org/discussion/mayo-clinic-q-and-a-colic-though-often-stressful-for-new-parents-will-subside/
  8. Colic: When it starts, symptoms, and what you can do. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/crying-colic/colic-in-babies-what-it-is-how-long-it-lasts-and-what-you-ca_77
  9. IDAI | Kolik pada Bayi (Bagian 2). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kolik-pada-bayi-bagian-2
  10. Colic (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2019). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/colic.html

Artikel Terpopuler