Berat badan lahir rendah atau disingkat BBLR adalah kondisi di mana bayi memiliki berat badan di bawah 2,5 kilogram. Kondisi BBLR ini umumnya terjadi pada bayi yang lahir secara prematur. Ada banyak faktor yang menyebabkan BBLR pada bayi dapat terjadi. Apa saja penyebab BBLR dan bagaimana cara menanganinya?
Apa yang Dimaksud BBLR?
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah suatu kondisi ketika berat badan bayi baru lahir berada di bawah batas berat normal.
Umumnya, setiap bayi yang baru lahir akan dilakukan penimbangan serta pengukuran panjang atau tingginya. Bayi dengan BBLR biasanya memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram atau 2,5 kilogram (kg).
Tidak hanya pengukuran dan penimbangan berat badan, bayi dengan BBLR juga bisa dinilai dari ukuran panjang badan dan lingkar kepalanya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengelompokkan bayi berdasarkan berat lahir di bawah normal sebagai berikut.
-
Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir kurang dari 2.500 gram.
-
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir 1.000 sampai kurang dari 1.500 gram.
-
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir kurang dari 1.000 gram.
Baca Juga: Tabel Berat Badan Bayi 0-12 Bulan Menurut WHO
Apa Penyebab Berat Badan Lahir Rendah pada Bayi?
Kelahiran prematur merupakan salah satu faktor utama penyebab BBLR. Bayi prematur memiliki waktu yang lebih singkat untuk tumbuh dan berkembang di dalam rahim Bunda jika dibandingkan dengan bayi yang lahir pada waktu yang cukup.
Normalnya bayi lahir selama usia kehamilan sekitar 37 - 42 minggu, sedangkan bayi prematur biasanya lahir sebelum usia kehamilan memasuki 37 minggu.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain bayi dengan berat badan lahir rendah, yaitu:
1. Kondisi Kesehatan Bunda Saat Hamil
Kondisi BBLR pada bayi sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan Bunda sejak mengandung. Jika terjadi masalah selama kehamilan atau adanya riwayat kesehatan yang buruk sebelum kehamilan, maka si Kecil dapat mengalami BBLR.
Masalah kesehatan bukan soal fisik saja, melainkan juga masalah kesehatan psikologis. Beberapa masalah kesehatan yang umumnya terjadi saat kehamilan meliputi:
-
Anemia.
-
Hipertensi.
-
Penyakit infeksi seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV.
-
Pregnancy blues (rasa sedih atau depresi) saat hamil.
-
Adanya gangguan hormonal ketika hamil.
-
Konsumsi alkohol dan sering terpapar asap rokok saat hamil.
2. Usia Terlalu Muda Saat Hamil
Seseorang yang hamil pada usia remaja atau berusia di bawah 20 tahun sering kali lebih rentan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Sebab pada usia remaja, tubuh masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, psikologis, maupun intelektual.
Selain bayi dapat mengalami BBLR, kehamilan pada masa remaja juga berdampak pada perdarahan persalinan sehingga berisiko meningkatkan kematian bayi.
3. Kurangnya Gizi Saat Hamil
Kondisi gizi Bunda saat hamil berpengaruh pada asupan yang diterima oleh bayi yang masih dalam kandungan.
Hal ini karena status gizi Bunda sebelum dan selama kehamilan memiliki dampak signifikan terhadap asupan dan pertumbuhan bayi yang masih berada dalam kandungan.
Jadi, pastikan Bunda mengonsumsi makanan sehat saat hamil. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah Bunda sudah mendapatkan gizi yang seimbang atau belum.
4. IUGR
Berat badan lahir rendah pada bayi juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti Intrauterine Growth Restriction (IUGR).
IUGR adalah kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Kondisi ini terjadi karena adanya masalah pada plasenta atau kondisi kesehatan Bunda dan bayi.
Bayi yang mengalami IUGR bisa lahir baik secara prematur maupun sesuai dengan usia kehamilan normal, yaitu antara 37 hingga 42 minggu.
Namun, biasanya bayi prematur dan bayi lahir cukup bulan yang mengalami IUGR memiliki perbedaan dalam kondisi fisik.
Cara Mendiagnosis BBLR pada Bayi
Setelah mengetahui apa saja penyebab BBLR pada bayi, apakah bisa kita mendiagnosis si Kecil mengalami BBLR atau tidak?
Nah, untuk mengetahui apakah bayi mengalami BBLR atau tidak, Bunda perlu melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan. Pemeriksaan rutin ini penting agar dokter dapat mendiagnosis kondisi kesehatan Bunda maupun si Kecil.
Selain mencatat peningkatan berat badan Bunda, dokter juga bisa memantau pertumbuhan bayi dengan menghitung ketinggian fundus rahim.
Tinggi fundus merupakan bagian atas pada rahim. Cara menghitungnya, dimulai dari bagian atas tulang vagina sampai ke atas rahim dengan ukuran sentimeter (cm).
Jumlah ukuran tinggi fundus akan sama dengan usia kehamilan Bunda, yang dapat dihitung setelah minggu ke-20.
Contoh, jika usia kehamilan Bunda 24 minggu, maka tinggi fundus harus mendekati 24 cm. Jika tinggi fundus kurang dari yang diharapkan, ini artinya bayi mungkin tidak tumbuh dengan baik.
Dokter juga memiliki pilihan untuk memeriksa perkembangan bayi selama dalam kandungan dengan menggunakan ultrasonografi (USG).
Dibandingkan dengan pengukuran tinggi fundus, metode USG lebih akurat dalam memperkirakan berat badan bayi.
Bagaimana Penanganan pada Bayi BBLR?
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) perlu penanganan khusus agar dapat mencapai berat badan idealnya.
Penanganan yang dilakukan tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan umum si Kecil. Selain itu, perawatan dilakukan tergantung pada seberapa parah kondisi bayi saat lahir.
Untuk merawat bayi BBLR, diperlukan penanganan sebagai berikut.
-
Melakukan penanganan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
-
Menempatkan bayi di tempat tidur dengan pengatur suhu.
-
Metode pemberian makanan yang dilakukan melalui selang ke dalam perut jika bayi tidak dapat menyusu.
-
Perawatan lain jika ada komplikasi.
Secara umum, bayi yang mengalami BBLR biasanya mengalami ketertinggalan pertumbuhan fisik selama tidak ada komplikasi lain. Namun, tergantung pada kondisi si Kecil, penyedia layanan kesehatan mungkin akan merujuk bayi ke spesialis untuk perawatan lanjutan.
Bayi BBLR akan mudah sekali mengalami komplikasi. Terkadang hal ini sulit untuk diketahui apakah komplikasi disebabkan bayi lahir prematur atau karena berat badannya yang sangat rendah.
Berikut ini beberapa masalah kesehatan umum yang terjadi akibat BBLR pada bayi.
-
Kadar oksigen rendah saat lahir.
-
Kesulitan mendapat suhu tubuh hangat.
-
Infeksi.
-
Kesulitan untuk makan dan menambah berat badan.
-
Mengalami masalah pernapasan dan paru-paru yang belum matang.
-
Mengalami masalah sistem saraf, seperti pendarahan di dalam otak.
-
Masalah pada pencernaan, seperti radang usus yang serius.
-
SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak.
-
Mengalami penyakit kuning (jaundice).
-
Duktus arteriosus persisten atau terjadi pembuluh darah yang terbuka sehingga menyebabkan darah mengalir melalui paru-paru.
Baca Juga: Normalkah Bila Bayi Baru Lahir Tidur Terus? Ini Jawabannya!
Apakah Bayi BBLR Bisa Dicegah?
Bayi yang terlahir BBLR sebenarnya dapat mengejar ketertinggalan berat badan idealnya dan kembali dalam kondisi normal. Namun, langkah terbaik yang dapat Bunda lakukan ialah dengan mencegah bayi mengalami BBLR.
Berikut ragam pencegahan BBLR harus dilakukan sejak si Kecil masih dalam kandungan selama masa kehamilan.
-
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
-
Konsumsi makanan bergizi seimbang selama masa kehamilan.
-
Mengatur kadar glukosa dalam darah jika Bunda mengalami diabetes.
-
Menghindari penggunaan zat-zat berbahaya seperti minum minuman beralkohol dan merokok, atau terpapar asap rokok.
Nah, itulah beberapa hal penting yang perlu Bunda ketahui mengenai berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi. Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Bun.
Jangan lupa kunjungi Diary Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai informasi, panduan, dan fitur untuk maksimalkan tumbuh kembang si Kecil. Yuk, kunjungi sekarang juga!
Referensi:
- default - Stanford Medicine Children’s Health. (2019). Stanfordchildrens.org. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-birthweight-90-P02382
- Low Birth Weight - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center. (2023). Rochester.edu. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=p02382
- Pregnancy weight gain: What’s healthy? (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy-weight-gain/art-20044360
- IDAI | Pemberian ASI pada Bayi Lahir Kurang Bulan. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan
- Kenali Faktor-Faktor Penyebab Berat Badan Lahir Rendah. (2022). Kemkes.go.id. https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-faktor-faktor-penyebab-berat-badan-lahir-rendah
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/756/kenali-tumbuh-kembang-bblr
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1757/bayi-prematur
- Clinic, C. (2021). Low Birth Weight. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24980-low-birth-weight
- Masalah Kesehatan Ibu Hamil yang Sebabkan Anak Stunting – Info Sehat FKUI. (2022, July 5). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/masalah-kesehatan-ibu-hamil-yang-sebabkan-anak-stunting/
- 7 Efek Buruk Ibu Hamil yang Merokok Bagi Janin. (2022). Kemkes.go.id. https://ayosehat.kemkes.go.id/7-efek-buruk-ibu-hamil-yang-merokok-bagi-janin