Selain berat badan, ada lagi indikator kesehatan penting yang diukur tenaga medis saat kunjungan rutin ke dokter, yaitu memastikan bentuk kepala bayi normal. Berapa ukurannya?
Ukuran Kepala Bayi yang Normal
Bentuk kepala bayi normal mencerminkan pertumbuhan otak. Pengukuran lingkar kepala dilakukan menggunakan pita pengukur non-elastis yang ditempatkan di bagian terlebar kepala bayi.
Biasanya di atas alis dan melewati bagian atas telinga, serta di bagian paling menonjol di belakang kepala. Hal ini juga sebaiknya diikuti pengukuran ubun-ubun besar.
Menurut WHO, rata-rata lingkar kepala atau bentuk kepala bayi normal perempuan baru lahir, berkisar antara 34-39 sentimeter. Sementara untuk bayi laki-laki baru lahir 35-39,5 sentimeter.
Lingkar kepala bayi juga bisa bervariasi, bergantung pada faktor genetik, etnis, dan kesehatan Ibu selama hamil. Grafik pertumbuhan yang disediakan oleh WHO dapat digunakan untuk memonitor pertumbuhan lingkar kepala bayi.
Bunda juga bisa memanfaatkan Grafik Pertumbuhan Anak yang telah disesuaikan dengan pedoman WHO.
Baca Juga: Benarkah Semakin Besar Kepala Bayi Berarti Semakin Pintar? Simak Penjelasannya!
Beda Bentuk Kepala Bayi yang Normal dan Tidak Normal
Saat lahir, kepala bayi memiliki berbagai bentuk akibat tekanan selama proses persalinan. Bayi yang lahir melalui persalinan normal misalnya, biasanya punya kepala agak lonjong.
Bunda tidak perlu khawatir. Sebab, kepala bayi akan kembali bulat dalam beberapa hari hingga minggu pertama hidupnya.
Namun ada beberapa bentuk kepala bayi yang butuh perhatian khusus, yakni craniosynostosis, yaitu anomali bentuk tengkorak tidak normal yang mengakibatkan gangguan perkembangan otak.
Berikut jenis-jenis Craniosynostosis yang butuh identifikasi dini dan pengobatan tepat, agar si Kecil tidak mengalami defisit kognitif dan akademik:
-
Brachycephaly: Kepala bayi lebih lebar dan pendek dari depan ke belakang. Ini sering terlihat pada bayi yang sering tidur telentang.
-
Dolichocephaly: Kepala bayi lebih panjang dan sempit dari depan ke belakang. Ini sering muncul pada bayi prematur yang sering tidur dalam posisi menyamping di NICU.
-
Plagiocephaly: Dikenal sebagai kepala datar, terjadi ketika satu sisi kepala bayi lebih datar dari sisi lainnya. Dikarenakan posisi tidur yang sama dalam waktu lama, atau bisa juga pada bayi kembar karena ruang gerak di rahim terbatas.
-
Trigonocephaly: Penutupan prematur sutura metopik yang menyebabkan ketidakmampuan tulang frontal untuk tumbuh ke arah lateral, sehingga membentuk dahi yang berbentuk segitiga dengan puncak tulang yang terlihat jelas atau samar.
Craniosynostosis sekunder juga dapat terjadi setelah pemasangan shunt pada anak-anak dengan hidrosefalus.
Baca Juga: Cara Membaca Grafik Pertumbuhan Anak Terlengkap
Bagaimana Cara Mengatasi Bentuk Kepala Abnormal pada Bayi?
Memperbaiki bentuk kepala bayi yang abnormal masih mungkin dilakukan ketika bayi 0-3 bulan. Teknik berikut yang biasa disarankan untuk repositioning agar bentuk kepala bayi normal:
1. Ubah Posisi Tidur
Atur posisi ketika ia sedang tidur, termasuk saat tidur di stroller atau car seat. Letakkan bayi dalam posisi telentang. Namun, selang-seling ke mana arah kepala bayi menghadap.
Hal ini bertujuan menghindarkan bayi tidur di posisi yang sama terus-menerus.
2. Gendong Saat Bangun
Gendong si Kecil lebih sering dalam posisi tegak saat ia terjaga untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi. Bunda juga bisa menggendong bayi bergantian lengan kanan dan kiri setiap kali menyusui.
3. Tummy Time
Dengan pengawasan ketat, sering-seringlah meletakkan bayi dalam posisi tengkurap untuk bermain. Pastikan bayi berada di permukaan yang keras selama tummy time.
Tummy time juga membantu mengembangkan keterampilan motorik bayi dan melatih kekuatan untuk berguling, merangkak, duduk, bahkan belajar berdiri.
Di atas telah dijelaskan variasi ukuran dan bentuk kepala bayi normal. Bila Bunda masih ragu, diskusikan dengan dokter spesialis anak untuk memastikan.
Jika Bunda masih ingin mengetahui lebih jauh lagi atau punya pertanyaan lain terkait pola asuh dan tumbuh kembang si Kecil, jangan ragu hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju via WhatsApp ya!
Referensi:
1. IDAI | PENTINGNYA PENGUKURAN LINGKAR KEPALA DAN UBUN-UBUN BESAR. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pengukuran-lingkar-kepala-dan-ubun-ubun-besar
2. Hummel, P., & Fortado, D. (2005). IMPACTING INFANT HEAD SHAPES. Advances in Neonatal Care, 5(6), 329–340. https://doi.org/10.1016/j.adnc.2005.08.009
3. Wu, N. (2021, December 9). What to Know About a Baby’s Head Shape. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-know-about-baby-head-shape
4. Pediatric Hydrocephalus - Conditions and Treatments | Children’s National Hospital. (2015). Children’s National Hospital. https://www.childrensnational.org/get-care/health-library/hydrocephalus
5. How to Assess your Baby for Signs of Deformational Plagiocephaly. (2024). Cranial Technologies. https://www.cranialtech.com/plagiocephaly/at-home-assessment
6. Birth to 24 months: Girls Head circumference-for-age and Weight-for-length percentiles. (n.d.). https://www.cdc.gov/growthcharts/data/who/GrChrt_Girls_24HdCirc-L4W_9210.pdf
7. Birth to 36 months: Boys Head circumference-for-age and Weight-for-length percentiles. (n.d.). https://www.cdc.gov/growthcharts/data/set2clinical/cj41c069.pdf
8. Kajdic, N., Spazzapan, P., & Tomaz Velnar. (2017). Craniosynostosis - Recognition, clinical characteristics, and treatment. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. https://doi.org/10.17305/bjbms.2017.2083