Facebook Pixel Code Kenali Tanda Bayi Overstimulasi dan Cara Mencegahnya

Ciri-Ciri Bayi Overstimulasi dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Bayi Overstimulasi dan Cara Mengatasinya

 

Pada dasarnya, bayi membutuhkan stimulasi agar perkembangannya semakin optimal sesuai dengan tahapan usianya. Namun, pemberian stimulasi yang berlebihan dapat menyebabkan bayi menjadi gelisah atau rewel. Kondisi ini dikenal sebagai overstimulasi. Yuk, pahami lebih lanjut mengenai penyebab, tanda-tanda overstimulasi pada bayi dan cara mengatasinya di artikel ini, Bun!

Apa Itu Overstimulasi?

Overstimulasi adalah kondisi ketika bayi terpapar aktivitas, pengalaman, suara, atau sensasi yang lebih daripada yang ia bisa atasi. Misalnya, si Kecil yang baru lahir tiba-tiba rewel setelah dia dipeluk oleh banyak orang atau menangis karena terlalu lama ditengkurapkan. Ini merupakan contoh overstimulasi. 

Dalam kondisi normal, bermain dan berinteraksi adalah aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan bayi. Selama bermain, si Kecil dapat mengembangkan indra penglihatan, penciuman, pendengaran, sentuhan, dan rasa yang memungkinkan ia belajar hal-hal baru untuk mencapai milestone. 

Misalnya, aktivitas tummy time membantu proses perkembangan motorik kasar dan keterampilan sensorik bayi. Namun ketika bayi terlalu lama dalam posisi yang sama, ia bisa merasa tidak nyaman. 

Dalam situasi seperti itu, bayi mungkin akan menunjukkan tanda-tanda rewel dan mudah gelisah. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memperhatikan durasi dan respon bayi selama menstimulasi si Kecil agar tidak terjadi overstimulasi.

Baca Juga: Atasi Buah Hati Rewel Dengan Cara Ini

Penyebab Bayi Mengalami Overstimulasi

Dalam lima tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang lebih cepat daripada waktu lainnya dalam hidup mereka. Pengalaman awal yang diterima si Kecil – dari hal-hal yang ia ihat, dengar, sentuh, cium, dan cicipi – merangsang otak si Kecil akan menciptakan jutaan koneksi.

Ini berarti si Kecil membutuhkan lingkungan yang merangsang dengan banyak aktivitas berbeda yang menyediakan banyak cara untuk bermain dan belajar, dan banyak kesempatan untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari.

Akan tetapi, bayi juga membutuhkan waktu tenang dalam suasana yang dapat diprediksi dan akrab untuk merasa aman dan tenang.

Overstimulasi pada bayi bisa dipicu oleh berbagai faktor yang bergantung pada bagaimana bayi merespon rangsangan. Setiap bayi memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap stimulasi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berikut ini mungkin dapat menjadi penyebab bayi mengalami overstimulasi.

1. Aktivitas yang Terlalu Banyak

Penyebab overstimulasi pada si Kecil dapat berasal dari terlalu banyak aktivitas yang ia lakukan. Bayi yang terpapar dengan banyak rangsangan fisik, seperti gerakan, suara, dan interaksi, sering kali merasa kesulitan dalam mengolah semua informasi tersebut.

Contohnya, bayi yang dilibatkan dalam interaksi sosial seperti sering disentuh, dipeluk, atau diajak berbicara. Ini berisiko bayi mengalami stimulasi berlebihan.

Meskipun interaksi sosial penting untuk perkembangan bayi, jika tidak diatur dengan tepat, dapat menyebabkan bayi menjadi overstimulasi.

2. Adanya Perubahan Suhu

Seperti orang dewasa, bayi juga dapat merasa tidak nyaman jika terjadi perubahan suhu lingkungannya yang ekstrem, baik terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu yang tidak nyaman ini dapat menjadi penyebab overstimulasi pada bayi. Jika merasa terlalu dingin atau terlalu panas, bayi bisa merasa kewalahan dan sulit untuk tenang.

3. Screen Time Berlebihan

Paparan screen time yang terlalu lama dapat menyebabkan overstimulasi pada bayi. Bayi yang terpapar layar elektronik dalam waktu berlebihan dapat mengalami stimulasi yang terlalu banyak, sehingga sulit untuk diproses oleh otak bayi yang masih berkembang. 

Oleh karena itu, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan untuk tidak memberikan gadget kepada bayi sebelum usia 2 tahun, dan membatasi penggunaan layar atau screen time sekitar 1 jam per hari untuk anak usia 5 tahun.

Dengan cara ini, diharapkan bayi dapat terhindar dari overstimulasi dan tetap mengalami perkembangan yang sehat dan optimal.

Baca Juga: Tips Memaksimalkan Gadget Untuk Sarana Belajar si Kecil 

4. Adanya Perubahan Aktivitas

Overstimulasi pada bayi juga bisa dipicu oleh perubahan rutinitas dalam aktivitasnya. Bayi cenderung merasa nyaman dengan rutinitas yang tetap dan konsisten karena memberi rasa aman. Ketika terjadi perubahan rutinitas, bayi mungkin merasa kewalahan dan kesulitan untuk beradaptasi.

Sebagai contoh, berlibur bersama si Kecil akan menimbulkan perubahan tiba-tiba dalam aktivitas sehari-hari si Kecil, seperti penyesuaian waktu tidur atau jadwal menyusui. Nah, kondisi ini bikin bayi tidak nyaman. Perubahan rutinitas ini bisa membuat bayi merasa terganggu dan akhirnya menjadi rewel.

5. Pengaruh Lingkungan

Bayi bisa mengalami overstimulasi apabila ia berada di lingkungan yang terlalu bising, ramai, memiliki cahaya yang terlalu terang, dan penuh warna-warni.

Perlu Bunda ketahui, setiap bayi mempunyai tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap stimulasi yang datang kepadanya. Beberapa bayi mungkin lebih rentan terhadap stimulasi berlebih, sehingga dapat membuat bayi sulit untuk merasa tenang.

6. Terlalu Banyak Orang di Sekitar Bayi

Overstimulasi pada bayi juga dapat disebabkan oleh terlalu banyak orang di sekitarnya. Tingkat toleransi sosial pada setiap bayi tidaklah sama, Bun.

Beberapa bayi mungkin senang bertemu banyak orang dan menikmati perhatian orang-orang di sekitarnya. Namun, ada juga bayi yang mudah merasa kewalahan oleh banyaknya wajah baru atau keramaian.

Ketika terlalu banyak orang berinteraksi dengannya secara bersamaan, si Kecil dapat mengalami stimulasi yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan ia merasa kewalahan, gelisah, atau bahkan menunjukkan tanda-tanda stres seperti menangis atau menarik diri.

7. Sistem Saraf yang Belum Matang

Bayi memang dapat dengan cepat terstimulasi karena sistem sarafnya belum matang sepenuhnya untuk mengatur segala stimulasi yang masuk ke dalam tubuh.

Tindakan yang mungkin terlihat sederhana bagi orang dewasa, seperti berbicara atau melakukan kontak mata, sebenarnya dapat membuat bayi merasa kewalahan.

Hal ini terjadi karena bayi masih dalam tahap perkembangan dan belum dapat langsung memproses atau memahami setiap rangsangan dengan baik. Si Kecil perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan atau stimulasi baru.

Baca Juga: Cara Jitu Menidurkan Bayi Baru Lahir agar Nyenyak

Tanda-Tanda Bayi Mengalami Overstimulasi

Untuk menghindari overstimulasi pada bayi, Bunda perlu memahami tanda-tanda overstimulasi yang ditunjukkan oleh si Kecil. Setiap bayi dapat menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap rangsangan. Penting untuk selalu peka terhadap perubahan perilaku atau tanda-tanda ketidaknyamanan pada si Kecil.

Beberapa tanda-tanda overstimulasi pada bayi antara lain sebagai berikut.

  • Napasnya menjadi lebih cepat.

  • Bergerak dengan cara tersentak-sentak.

  • Menggosok mata.

  • Menutup wajahnya dengan tangan.

  • Melamun atau wajahnya berpaling dari Bunda.

  • Menolak untuk digendong.

  • Mengepalkan tangan, melambaikan tangan, atau menendang.

Dengan memahami tanda-tanda overstimulasi ini, Bunda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stimulasi yang berlebihan.

Cara Mengatasi Overstimulasi pada Bayi

Tahukah Bunda? Penelitian menyebutkan terlalu banyak stimulasi pada bayi dapat memiliki dampak negatif pada perilaku dan kemampuan kognitif si Kecil.

Oleh karena itu, Bunda perlu paham cara mencegah terjadinya overstimulasi pada bayi. Berikut ini langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan.

  • Cari tahu waktu terbaik bagi bayi untuk melakukan stimulasi. Kebanyakan bayi merasa senang di pagi hari atau setelah tidur siang.

  • Bawa baju ganti, mainan favorit, selimut, dan kebutuhan penting lainnya jika pergi bersama si Kecil.

  • Pastikan bayi sudah mendapatkan waktu istirahat sebelum Bunda mengajaknya pergi.

  • Hindari penggunaan gadget di bawah usia 2 tahun.

  • Perhatikan tanda-tanda overstimulasi pada bayi. Apabila Bunda melihat tanda-tanda tersebut, segera tenangkan si Kecil.

  • Pilih tempat yang tidak terlalu ramai apabila si Kecil terlalu sensitif dengan keramaian atau suara yang terlalu riuh.

Nah, itulah penjelasan terkait overstimulasi pada bayi, mulai dari penyebab, tanda-tanda, serta cara mencegah terjadinya stimulasi berlebihan. Dengan pemahaman yang baik, tentunya Bunda dapat membantu bayi tumbuh dan berkembang secara optimal.

Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Bun! Untuk cari tahu lebih lengkap seputar perkembangan anak di setiap tahapan milestone-nya, yuk kunjungi Diary Generasi Maju.

Referensi:

  1. 11 Signs Of Over-Stimulated Babies & Ways to Deal With Them. MomJunction. https://www.momjunction.com/articles/prevent-your-baby-from-getting-over-stimulated_00122174/
  2. Marie, S. (2021, July 30). 11 Signs of an Overstimulated Baby and How to Soothe Them. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/11-signs-of-an-overstimulated-baby-and-how-to-soothe-them#causes
  3. ‌Aggarwal, N. (2021, November 4). Signs of an Overstimulated Baby (and How to Calm Their System). Thebump.com; The Bump. https://www.thebump.com/a/overstimulated-baby-signs
  4. ‌Overstimulation: babies and children. (2021, July 2). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/newborns/behaviour/common-concerns/overstimulation
  5. ‌Parents. (2023). What to Do When Your Child Is Overstimulated. Parents. https://www.parents.com/overstimulation-in-kids-how-to-deal-with-sensory-overload-7550046
  6. ‌Arora, M. (2018, August 17). Overstimulation in Babies – Signs, Causes, and Remedies. FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/overstimulation-in-babies-signs-causes-and-remedies/

Artikel Terpopuler