Mengingat kasus polio kembali mencuat setelah delapan tahun lamanya Indonesia mendapat predikat bebas polio, penting bagi Bunda dan Ayah untuk memastikan si Kecil terlindungi dengan imunisasi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa polio paling berisiko menyerang bayi dan anak di bawah usia 5 tahun yang belum pernah mendapatkan vaksin. Yang lebih serius lagi, penyakit polio pun masih belum memiliki pengobatan hingga saat ini.
Yuk, ketahui tentang manfaat dan jadwal vaksin polio untuk bayi!
Manfaat Vaksin Polio bagi Bayi
Vaksin polio adalah vaksin untuk melindungi anak dari infeksi virus polio yang menyebabkan penyakit polio atau dikenal dengan sebutan poliomyelitis. Vaksin polio terbukti mampu mengurangi angka kejadian penyakit polio hingga 99%.
Virus polio dapat menyerang sistem saraf, otak, dan sumsum tulang belakang. Infeksi virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot kaki dan tungkai dalam hitungan jam, kesulitan bernapas, meningitis (peradangan otak akibat infeksi), dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Virus polio memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Virus ini dapat masuk ke tubuh bayi melalui dua cara. Pertama, melalui percikan air liur atau dahak dari orang yang mengidap polio yang kemudian terhirup oleh bayi. Kedua, virus dapat masuk ke dalam tubuh lewat jalur oral atau konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi dengan feses dari pengidap polio.
Kemenkes telah menyatakan bahwa ada bukti yang menunjukkan bahwa lalat juga dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan, sehingga menjadi salah satu faktor penularan penyakit ini.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan polio. Maka dari itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menekankan betapa pentingnya imunisasi bagi bayi yang didapatkan lengkap dan sesuai jadwal.
Cara Kerja Vaksin Polio
Vaksin biasanya mengandung versi virus yang dimatikan atau dilemahkan, seperti protein atau asam nukleat. Secara umum, vaksin bekerja merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri atau virus penyebab penyakit tertentu.
Ketika si Kecil mendapatkan vaksin, sistem kekebalan tubuhnya mengenali “bibit penyakit” itu sebagai benda asing. Kemudian, sistem imun merespon dengan menciptakan sel-sel memori dan antibodi yang akan dapat melindungi si Kecil dari penyakit tersebut. Ketika sewaktu-waktu ada bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh si Kecil, sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk melawan kuman berbahaya agar tidak berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
Vaksin polio diberikan dengan dua cara, yaitu secara oral atau diteteskan ke dalam mulut (OPV) dan melalui suntikan (IPV). Mengutip dari situs resmi IDAI, vaksin polio oral terbuat dari virus polio yang masih aktif tapi sudah dilemahkan sehingga tidak membahayakan. Bibit virus polio yang dilemahkan ini ini akan berkembang biak di dalam usus dan bisa merangsang sistem imun di dalam usus dan aliran darah untuk membentuk zat kekebalan (antibodi) yang melindungi terhadap virus polio liar.
Sementara itu, vaksin polio suntik berisikan virus polio yang sudah tidak aktif (mati) atau Inactive Polio Vaccine (IPV). Masih menurut IDAI, cara kerja vaksin polio suntik adalah dengan membentuk kekebalan di dalam darah, bukan di usus. Dengan vaksin suntik, virus polio liar masih bisa berkembang biak di usus tanpa membuat anak merasa sakit karena ada kekebalan dalam darah.
Baca Juga: Curiga Vaksin Palsu? Ini yang Bisa Bunda Lakukan
Imunisasi Polio Sebaiknya Diberikan di Usia Berapa?
Menurut jadwal imunisasi terbaru dari IDAI tahun 2023, vaksin polio diberikan sebanyak 4x dosis dan tambahan 1 kali vaksin booster (imunisasi penguat).
Vaksin polio tetes (bOPV)diberikan ketika bayi lahir sampai usia 1 bulan, dan selanjutnya pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Imunisasi polio suntik (IPV) pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna. Vaksin polio suntik (IPV) setidaknya perlu diberikan 2 kali sebelum anak berusia 1 tahun.
Secara umum, anak akan mendapatkan 3x dosis bOPV dan minimal 2x IPV sampai usia 1 tahun. Vaksin booster polio baru diberikan ketika anak menginjak usia 18 bulan.
Untuk memberikan manfaat perlindungan yang optimal, setiap anak Indonesia diwajibkan mendapat vaksin polio oral dan polio suntik sebagai bagian dari program imunisasi dasar atau imunisasi wajib. Terutama untuk anak-anak yang bertempat tinggal pada wilayah transmisi atau yang perpindahan virus polio liarnya masih tinggi.
Bagaimana Jika si Kecil Telat Vaksin Polio?
Jika rangkaian imunisasi polio si Kecil terputus, Bunda hanya perlu melanjutkan imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya sesuai jadwal.
Bila si Kecil sudah pernah sekali mendapatkan polio tetes (oral), imunisasi polio berikutnya akan diberikan dalam bentuk suntik. Namun, bila anak belum pernah sama sekali mendapatkan polio tetes, imunisasi tetap dikejar menggunakan vaksin oral dan selanjutnya dalam bentuk suntik.
Baca Juga: Terlambat Imunisasi? Ini yang Perlu Bunda Lakukan
Efek Samping Pemberian Vaksin Polio
Sama seperti halnya dengan vaksin lain, imunisasi polio dalam bentuk mana pun juga bisa menimbulkan beberapa efek samping pada anak. Sebagian besar efek samping setelah vaksin biasanya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Efek samping ini muncul sebagai reaksi dari tubuh yang mulai membangun sistem kekebalannya.
Beberapa efek samping yang umum dialami bayi setelah vaksin adalah kemerahan dan pembengkakan di area bekas suntikan. Beberapa bayi juga mungkin mengalami demam setelah imunisasi polio yang membuat si Kecil lebih rewel dari biasanya. Ini adalah respon normal tubuh terhadap vaksinasi dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Demam pada Bayi Setelah Imunisasi
Pada beberapa kasus yang langka, bayi dapat mengalami reaksi alergi terhadap vaksin, seperti muntah, kulit menjadi sangat pucat, bengkak pada wajah dan bibirnya, sampai kesulitan bernapas. Jika si Kecil mengalami reaksi alergi seperti itu, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Risiko ini memang jarang dan hanya terjadi sekitar 1 dari 1 juta pemberian vaksin polio. Meski begitu, Bunda tetap harus memantau kondisi si Kecil setelah vaksinasi, terutama dalam rentang waktu 15-30 menit setelahnya, untuk mendeteksi kemungkinan tanda-tanda reaksi alergi yang mungkin muncul.
Bunda perlu ingat bahwa manfaat dari imunisasi polio pada anak tetap jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin terjadi. Dengan memberikan vaksinasi sesuai dengan jadwal imunisasi anak yang direkomendasikan, Bunda berperan aktif dalam melindungi kesehatan dan masa depan si Kecil.
Bunda juga bisa kunjungi Diary Generasi Maju untuk dapatkan akses ke berbagai info, panduan, dan fitur edukatif maksimalkan tumbuh kembang si Kecil!
Semoga artikel ini membantu, ya, Bun.
Referensi:
- IDAI | Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai
- Verywell. (2022). 7 Ways to Keep Kids Healthy During the School Year. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/ways-to-keep-kids-healthy-during-school-year-620563
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak
- Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. (2018). Kemkes.go.id. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/
- Polio Vaccination. (2023). https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/index.html
- Kewaspadaan Indonesia Dalam Menghadapi Wabah Polio di Papua Nugini – P2P Kemenkes RI. (2018, November 30). Kemkes.go.id. http://p2p.kemkes.go.id/kewaspadaan-indonesia-dalam-menghadapi-wabah-polio-di-papua-nugini/
- Bergerak Bersama Cegah Polio di Aceh. (2022). Unicef.org. https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/cerita/bergerak-bersama-cegah-polio-di-aceh
- Donaldson-Evans, C. (2017, May 4). Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) for Polio. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/vaccinations/polio-vaccine/
- IDAI | Lembar Fakta Poliomielitis, Rubela, dan Campak. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/lembar-fakta-poliomielitis-rubela-campak
- IDAI | Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait Kejadian Luar Biasa Polio dan Peningkatan Kasus Campak, Rubella, Difteri dan Pertusis. (2022). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/rekomendasi-ikatan-dokter-anak-indonesia-idai-terkait-kejadian-luar-biasa-polio-dan-peningkatan-kasus-campak-rubella-difteri-dan-pertusis
- IDAI | Apa yang Perlu Diketahui Orangtua tentang Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/apa-yang-perlu-diketahui-orangtua-tentang-pekan-imunisasi-nasional-polio-2016
- IDAI | Tanya Jawab Polio. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-polio