Facebook Pixel Code Daftar Lengkap Imunisasi Dasar dan Lanjutan untuk Bayi

Daftar Lengkap Imunisasi Dasar dan Lanjutan untuk Bayi

Daftar Lengkap Imunisasi Dasar dan Lanjutan untuk Bayi

Selamat ya Bunda atas kelahiran si Kecil! Nah, untuk memastikan si Kecil tumbuh sehat dan terhindar dari berbagai penyakit menular berbahaya, pastikan ia mendapat imunisasi dasar dan imunisasi pelengkap secara tepat waktu. 

Ada beberapa jenis vaksin yang harus segera si Kecil dapatkan bahkan dalam waktu 24 jam setelah lahir agar ketahanan tubuhnya terbentuk dengan baik. Apa saja jenis imunisasi dasar dan lanjutan yang perlu diberikan kepada si Kecil? Simak ulasan lengkapnya berikut ini, yuk, Bunda!

Manfaat Imunisasi yang Perlu Bunda Ketahui

Apa saja sih manfaat imunisasi sehingga hal ini menjadi begitu penting? 

1. Melindungi si Kecil dari Penyakit Berbahaya

Imunisasi adalah proses pemberian vaksin yang terbuat dari bakteri atau virus hidup yang telah dilemahkan atau yang telah dimatikan guna menumbuhkan kekebalan terhadap penyakit tertentu, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. 

Jadi, ketika virus atau bakteri asli menyerang, tubuh si Kecil sudah memiliki zat antibodi yang dapat membuat sistem pertahanan diri semakin kuat sehingga mampu melawan virus dan bakteri jahat dengan baik.  

Apabila si Kecil tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap, maka tubuh mungilnya tidak akan bisa mempertahankan diri ketika ada virus atau bakteri berbahaya yang masuk. Jadi si Kecil terhindar dari sakit parah, cacat tubuh, hingga yang terburuk, kematian. 

2. Mengurangi Keparahan Penyakit

Bunda perlu tahu bahwa imunisasi memang tidak 100% mampu melindungi tubuh si Kecil dari infeksi virus dan bakteri tertentu. 

Artinya setelah diimunisasi, anak masih bisa terkena penyakit tersebut walaupun kemungkinannya sangat kecil, hanya 5-15% saja.

Jadi, ketika anak sampai terinfeksi, ia hanya akan mengalami sakit ringan, tidak mengancam jiwa, dan proses penyembuhannya lebih cepat.   

3. Mencegah Timbulnya Wabah

Selain memperkuat kekebalan tubuh, vaksin juga mencegah anak menjadi pembawa penyakit berbahaya bagi orang-orang disekitarnya dan berkembang menjadi wabah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? 

Misalkan, Bunda dan si Kecil melakukan kunjungan ke suatu daerah, namun posisi si Kecil belum mendapatkan vaksin cacar air. Padahal, daerah yang dituju sedang marak cacar air. 

Kemudian, di tempat tujuan, si Kecil berinteraksi dengan keluarga atau teman-temannya yang ternyata sudah terinfeksi cacar air namun tidak atau belum menunjukkan gejala.

Nah, beberapa hari setelah pulang ke rumah, si Kecil kembali beraktivitas dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya tanpa menyadari bahwa ia telah tertular cacar. 

Ketika orang-orang disekitar si Kecil ternyata juga belum mendapatkan vaksin cacar, mereka bisa jadi tertular dan turut menularkannya kepada orang lain. Jika tidak segera ditangani dan dihentikan penyebarannya, wabah cacar air dapat terbentuk. 

Cukup fatal ya, Bunda, dampak dari tidak mendapatkan vaksin? Oleh karena itu, Bunda perlu membawa si Kecil ke posyandu, puskesmas, atau layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi dasar dan pelengkap. 

Baca Juga: Tips Memilih Tempat Imunisasi Bayi Terbaik

Imunisasi Dasar Lengkap untuk Bayi 0-11 Bulan

Bunda, agar pertahanan tubuh si Kecil optimal, vaksin perlu didapatkan si Kecil secara berurutan. Terlebih lagi untuk imunisasi dasar bagi bayi usia 0-18 bulan. 

Jangan khawatirkan soal biaya Bun, sebab imunisasi dasar ini bisa Bunda dapatkan secara gratis melalui puskesmas atau layanan posyandu. 

Ada 5 jenis imunisasi dasar yang wajib didapatkan si Kecil, yaitu: 

1. Imunisasi HB

Imunisasi HB merupakan imunisasi untuk melindungi si Kecil dari infeksi virus Hepatitis B. Virus ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati hingga kanker hati.

Jika bayi lahir dalam keadaan sehat dan berat badannya normal, vaksin ini sebaiknya diberikan sebelum usianya 24 jam setelah lahir.  

2. Imunisasi Polio

Polio adalah virus yang dapat menyerang usia berapa pun, namun anak-anak dibawah usia 5 tahun lebih rentan terhadap infeksi virus ini. Sayangnya Bunda, penyakit satu ini tidak ada obatnya. 

Padahal dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya, mulai dari sulit bernapas, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur, kelumpuhan, hingga kematian. 

Jadi, memberikan imunisasi polio merupakan cara terbaik yang dapat Bunda lakukan untuk melindungi si Kecil dari virus ini. 

Imunisasi polio akan diberikan kepada si Kecil secara oral (lewat mulut) dan melalui suntikan. Imunisasi tetes akan diberikan 4 kali yaitu pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. 

Selanjutnya, imunisasi polio suntik kemudian akan diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan tubuh yang terbentuk semakin sempurna.

3. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG diberikan kepada si Kecil untuk melindungi tubuhnya dari TBC (tuberkulosis) berat seperti pembengkakan paru-paru dan radang selaput otak. 

Imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah bayi lahir atau sesegera mungkin sebelum si Kecil berusia 1 bulan.  

4. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah tiga jenis penyakit berbahaya sekaligus yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.

Difteri dapat menyebabkan pembengkakan, sumbatan jalan nafas, serta kelumpuhan otot jantung. Sedangkan pertusis (batuk rejan) dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan berat yang biasa disebut pneumonia.  

Sementara itu, tetanus dapat menyebabkan otot tubuh menjadi kaku sehingga si Kecil akan kesulitan bernafas juga bergerak.   

5. Imunisasi MR/MMR

Imunisasi MMR digunakan untuk mencegah si Kecil terinfeksi campak, gondongan, dan rubella (campak jerman).

Bunda, campak merupakan penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh si Kecil dan menyebabkan munculnya demam, ruam, batuk, pilek, mata merah, hingga bibir berair. Jika kondisinya serius, campak kerap menimbulkan komplikasi seperti infeksi telinga, diare pneumonia, kerusakan otak dan kematian. 

Sementara itu, rubella merupakan infeksi yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, mata merah, dan mata gatal.   

Namun saat ini vaksin MMR sudah tidak tersedia lagi di Indonesia dan telah diganti menjadi vaksin MR. 

Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Imunisasi Dasar Anak

Daftar Imunisasi Pelengkap

Walaupun sifatnya tidak wajib, imunisasi pelengkap sebaiknya tetap didapatkan oleh si Kecil agar pertahanan tubuhnya semakin optimal. 

1. Imunisasi Hib

Imunisasi Hib diberikan pada si Kecil untuk mencegah infeksi haemophilus influenza tipe B. Walaupun mengandung kata influenza, imunisasi satu ini bukan untuk mencegah influenza ya Bun.

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kuman Hib, seperti radang paru-paru (pneumonia), radang otak (meningitis), dan infeksi telinga (otitis media). 

2. Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi hepatitis A merupakan pemberian vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis A yang menyebabkan peradangan hati. Penyakit ini menular melalui makanan yang telah terinfeksi virus hepatitis A. 

3. Imunisasi PCV

Imunisasi PCV adalah pemberian vaksin yang berisi protein konjugasi untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan penyakit pneumokokus.

Imunisasi ini sangat penting sebab penyakit pneumokokus lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, dewasa di atas usia 50 tahun, dan seseorang dengan kondisi lemah karena sedang menderita suatu penyakit. 

Bunda, vaksin PCV akan diberikan kepada si Kecil dalam 3 kali dosis besar dan 1 kali dosis booster. 

4. Imunisasi Rotavirus

Imunisasi rotavirus diberikan untuk mencegah si Kecil terinfeksi diare berat dan komplikasi yang disebabkan oleh virus Rota seperti muntaber atau gastroenteritis. 

5. Imunisasi Varisela

Pada generasi Bunda, mungkin ada kepercayaan bahwa semua anak pasti akan tertular cacar air setidaknya sekali seumur hidup. 

Padahal hal itu terjadi karena Bunda dan teman-teman pada masa itu belum mendapatkan imunisasi varisela secara lengkap yang berguna untuk mencegah infeksi virus varicella zoster. 

Kendati cacar air tergolong penyakit ringan, tapi penyakit ini dapat berubah menjadi serius jika menimpa bayi usia di bawah 12 bulan, remaja, orang dewasa, ibu hamil, dan seseorang dengan kekebalan tubuh yang lemah.

6. Imunisasi JE 

Imunisasi JE bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh dari infeksi virus Japanese encephalitis yang ditularkan oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang telah terinfeksi. 

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1871 dan merupakan penyebab radang otak tersering di sebagian besar Asia dan sebagian Pasifik Barat, termasuk Indonesia.  

Virus tersebut menyebabkan terjadinya radang otak, gangguan saraf, hingga kematian. Gangguan saraf yang umumnya muncul meliputi kelumpuhan motorik halus, epilepsi, kebutaan, penurunan kemampuan kognitif, gangguan perhatian, hingga depresi.

7. Imunisasi Tifoid

Imunisasi tifoid adalah proses pemberian vaksin yang digunakan untuk mencegah si Kecil dari infeksi bakteri Salmonella typhi  yang menyebabkan demam tifoid alias tifus.

Di Indonesia, demam tifoid masih merupakan penyakit endemis (penyakit yang terus menerus menginfeksi populasi di suatu wilayah tertentu) sehingga memerlukan perhatian yang khusus. 

8. Imunisasi Influenza

Imunisasi influenza bertujuan untuk mencegah penularan serta menekan risiko komplikasi influenza yang berat. 

Pasalnya penyakit satu ini sifatnya sangat menular dan cukup berbahaya bagi anak usia dibawah 5 tahun, orang lanjut usia, wanita hamil, dan penderita penyakit berat. 

Gejala yang ditimbulkan mulai dari batuk-pilek biasa hingga komplikasi seperti pneumonia, dehidrasi, disfungsi otak, infeksi telinga, sinus, dan memperparah penyakit yang sudah ada. 

Baca juga: Terlambat Imunisasi? Ini yang Perlu Bunda Lakukan

Jadwal Imunisasi Lengkap

Berikut urutan imunisasi bayi usia 0-24 bulan yang direkomendasi oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia): 

  1. Segera setelah lahir dan kurang dari 24 jam dari waktu lahir : Hepatitis B (HB-1)
  2. 0-1 bulan : BCG, Polio 0
  3. 2 bulan : Hepatitis B (HB-2), Polio 1, DPT 1, Hib 1, PCV 1, Rotavirus 1
  4. 3 bulan : Hepatitis B (HB-3), Polio 2, DPT 2, Hib 2
  5. 4 bulan : Hepatitis B (HB-4), Polio 3, DPT 3, Hib 3, PCV 2, Rotavirus 2
  6. 6 bulan : PCV 3, Rotavirus 3 (P), Influenza 1
  7. 9 bulan : MR, JE1
  8. 12 bulan : Varisela 1, Hepatitis A 1
  9. 18 bulan : Booster Hepatitis B, Booster Polio, Booster DPT, Booster Hib, Booster MR/MMR, Tifoid
  10. 24 Bulan : Tifoid
  11. Rentang usia 12-15 bulan : Booster PCV
  12. Rentang usia 12-18 bulan : Varisela 1 dan 2
  13. Rentang usia 12-24 bulan : Hepatitis A 1 dan 2

Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Demam Setelah Imunisasi 

Bunda, itulah daftar imunisasi dasar dan lanjutan untuk bayi usia 0-24 bulan. Penuhi kebutuhan imunisasi si Kecil sesuai dengan jadwal agar daya tahan tubuhnya terbentuk secara aktif. 

Namun tidak hanya imunisasi saja ya Bun, agar daya tahan tubuh si Kecil semakin kuat, Bunda perlu memberikan asupan yang bergizi bagi bayi yang telah berusia di atas 6 bulan.

Nah, untuk melihat jadwal imunisasi dengan lebih mudah dan terperinci, Bunda dapat mengakses Tabel Jadwal Imunisasi terbaru dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), ya. Gratis! 

Referensi tambahan:

  1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak#:~:text=Imunisasi%20adalah%20upaya%20pencegahan%20penyakit,zat%20antibodi%20di%20dalam%20tubuh.
  2. IDAI | Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya?fbclid=IwAR0EcsQ3rEo8sRQKvyOvhSYHRPPRIn3cwcPz1_gSJbxrMuoiAA4o8DCqLSk
  3. Rokom. (2018, April 28). Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180428/5625737/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-rinciannya/
  4. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. (2018). Kemkes.go.id. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/
  5. dinkes. (2018, August 29). Vaksin MR dan Vaksin MMR: Ini Bedanya! Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. https://dinkes.palangkaraya.go.id/vaksin-mr-dan-vaksin-mmr-ini-bedanya/
  6. IDAI | Tanya Jawab HIB (haemophilus influenza tipe B). (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-hib-haemophilus-influenza-tipe-b
  7. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/235/yuk-ketahui-tentang-vaksin-hepatitis-a#:~:text=Vaksin%20Hepatitis%20A%20diperlukan%20untuk,Nyeri%20perut%20hebat%2C%20diare
  8. Rokom. (2022, April 23). Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin, Salah Satunya HPV. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220423/2939708/39708/
  9. Perlu, Y., & Ketahui, A. (n.d.). LEMBAR INFORMASI VAKSIN Vaksin Varicella (Cacar Air). https://www.immunize.org/vis/indonesian_varicella.pdf
  10. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/239/yuk-kenali-vaksin-tifoid
  11. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1883/manfaat-vaksin-influenza-bagi-anak

 

Artikel Terpopuler