Facebook Pixel Code 10 Cara Menurunkan Demam pada Bayi Tanpa Obat

10 Cara Menurunkan Demam pada Bayi Tanpa Obat

10 Cara Menurunkan Demam pada Bayi Tanpa Obat

 

Bayi demam bisa karena efek imunisasi, kepanasan, atau memang sakit. Jangan dulu cemas, ada berbagai cara menurunkan demam pada bayi di rumah.

Cara Alami Menurunkan Demam pada Bayi

Bayi demam sebetulnya bisa sembuh sendiri tanpa penanganan khusus. Namun, agar si Kecil tidak rewel dan tetap nyaman, Bunda bisa melakukan berbagai langkah di rumah, misalnya:

1. Kompres Waslap Hangat

Kompres waslap hangat juga bisa menjadi alternatif cara menurunkan demam pada bayi secara alami. Cukup siapkan wadah berisi air hangat suam-suam kuku dan kain waslap bersih. 

Basahi handuk atau kain waslap dengan air hangat suam-suam kuku, kemudian peras hingga tidak ada airnya.

Tempel waslap tersebut di lipatan ketiak, leher, paha, atau selangkangan bayi selama 10-15 menit supaya suhu tubuhnya cepat turun. 

2. Mandi Air Hangat

Selain kompres, Bunda juga bisa memandikan si Kecil dengan air hangat sebagai cara alami menurunkan panas pada bayi.

Sebuah studi menyebutkan mandi air hangat terbukti dapat mengurangi demam selama 1-30 menit setelah mandi.

3. Tetap Berikan ASI

Saat demam, si Kecil cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi. Salah satu cara menurunkan demam pada bayi paling penting adalah dengan memperbanyak asupan cairan.

Pada bayi berusia 0-3 bulan, Bunda harus tetap menyusui si Kecil sebagai cara memenuhi asupan cairan tubuhnya saat demam.

Selain komposisi utama air serta mineral, ASI mengandung sel imun dari tubuh Bunda untuk bantu mencegah risiko infeksi pada bayi.

Baca Juga: Bayi Demam Naik Turun? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

4. Hindari Kompres dan Mandi Air Dingin

Mandi atau kompres badan dengan air dingin saat demam bisa menyebabkan bayi menggigil sehingga suhu tubuhnya semakin meningkat.

Jangan juga mengompres tubuh bayi menggunakan cairan alkohol. Ini karena alkohol dapat mengiritasi atau melukai saluran pernapasan dan kulit bayi Bunda.

5. Pakaikan Baju Adem dan Menyerap Keringat

Setelah mandi, keringkan tubuh si Kecil dengan handuk lembut dan pakaikan pakaian yang nyaman. Pilih pakaian berbahan tipis dan adem, supaya panas dari tubuhnya bisa cepat keluar. 

Hindari memakaikan pakaian tebal atau berlapis-lapis dan jangan bedong bayi. Pakaian tebal dan berlapis justru bisa meningkatkan suhu tubuh dan memerangkap panas dalam tubuhnya.

Kalau si Kecil merasa kedinginan, Bunda bisa memberikan selimut sampai ia merasa hangat lagi.

6. Pastikan Suhu Kamar Sejuk

Cara menurunkan demam pada bayi berikutnya adalah menjaga suhu kamar dan ruangan supaya tetap sejuk agar si Kecil tidak terus-terusan terpapar dari udara panas.

Bunda juga dapat menyalakan kipas angin agar udara kamar tetap nyaman, tapi jangan langsung diarahkan ke tubuh bayi, ya.

Baca Juga: 7 Ciri-Ciri DBD pada Bayi dan Cara Mengatasinya

7. Tempelkan Gerusan Bawang Merah

Menempelkan gerusan bawang merah yang dicampur tetesan minyak telon juga disebut dapat bantu menurunkan panas bayi. 

Kandungan senyawa sulfur organiknya dipercaya dapat membantu melancarkan aliran darah agar suhu tubuh bayi berangsur menurun. 

Meski begitu, Bunda perlu hati-hati saat menempelkan gerusan bawang merah pada kulit bayi. Jika ditemui tanda-tanda alergi, sebaiknya hentikan penggunaannya. 

8. Air Rebusan Daun-Daunan

Beberapa jenis daun-daunan di sekitar kita dipercaya dapat membantua menurunkan demam pada bayi. Misalnya daun kelor dan sambiloto.

Kedua jenis daun tradisional tersebut mengandung flavonoid dan zat antipiretik yang dapat menurunkan panas tubuh si Kecil. 

9. Perbanyak Asupan Vitamin D

Cara mengatasi demam pada bayi berikutnya adalah dengan memenuhi asupan vitamin D. ini karena vitamin D mampu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Bunda bisa memenuhi asupan vitamin D dengan membiarkan si Kecil terpapar matahari pagi yang belum terik selama kurang lebih 10 menit. 

Pastikan si Kecil menggunakan pakaian lengan panjang dan topi guna melindungi tubuhnya dari paparan sinar matahari. 

10. Biarkan si Kecil Tidur

Alternatif lain untuk cara menurunkan demam pada bayi adalah membiarkan si Kecil cukup istirahat. 

Jadi, cobalah mengurangi aktivitas dan jam bermain untuk usia bayi yang lebih tua, serta perbanyak waktu tidur untuk sementara waktu sampai demamnya benar-benar mereda.

Baca Juga: Cara Mengatasi Demam Setelah Bayi Imunisasi

Kapan Harus Bawa Bayi Demam ke Dokter?

Selama bayi masih aktif dan mau menyusu dengan baik, Bunda tak perlu khawatir. Namun, segera bawa bayi demam ke dokter jika terdapat tanda-tanda demam berbahaya berikut ini:

  • Tidak mau menyusu atau minum cairan lainnya.
  • Demam disertai diare dan muntah-muntah.
  • Bayi mengalami dehidrasi (wajah pucat, menangis tanpa air mata, lemas, kulit tidak elastis).
  • Nyeri telinga dan nyeri tenggorokan pada bayi yang berusia lebih tua.
  • Demam diikuti kejang
  • Demam mencapai 38° Celsius atau lebih.
  • Bayi usia 3-36 bulan demam lebih dari 3 hari.
  • Bayi tidak merespon atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak.
  • Bayi sulit bernapas.
  • Bibir, lidah, dan kuku bayi berwarna kebiruan.
  • Ubun-ubun bayi terlihat membonjol atau cekung.
  • Muncul ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar.
  • Bayi menangis dan rewel terus menerus.
  • Badan meringkuk ke depan dan berliur banyak.
  • Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang.

Bunda juga bisa tanyakan langsung ke Sahabat Bunda Generasi Maju terkait cara menurunkan demam pada bayi atau jika ada kekhawatiran atau pertanyaan khusus seputar kondisi kesehatan si Kecil.

Referensi: 

  1. Fever in babies and kids: Causes, treatment, and when to worry. (2023). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/fever-and-your-baby-or-child_84#how-to-treat-a-fever-in-your-baby-or-child
  2. Silver, N. (2020, October 5). How to Safely Bring Down a Fever in a Baby. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-bring-down-baby-fever
  3. IDAI | Perlukah Suplemen Vitamin D? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplemen-vitamin-d
  4. IDAI | Demam: Kapan Harus ke Dokter? (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter
  5. Agbolosu, N. B., Cuevas, L. E., Milligan, P., Broadhead, R. L., Brewster, D., & Graham, S. M. (1997). Efficacy of tepid sponging versus paracetamol in reducing temperature in febrile children. Annals of Tropical Paediatrics, 17(3), 283–288. https://doi.org/10.1080/02724936.1997.11747899
  6. Fever (High Temperature) In Kids (for Parents). (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/fever.html
  7. IDAI | Faktor Protektif Di Dalam Air Susu Ibu. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/faktor-protektif-di-dalam-air-susu-ibu

Artikel Terpopuler