Facebook Pixel Code 10 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah Lewat Imunisasi

10 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi

10 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Pada usia di bawah 12 bulan, sistem pertahanan tubuh si Kecil belum terbentuk dengan sempurna. Nah, salah satu cara terbaik untuk melindungi si Kecil dari berbagai penyakit menular yang berbahaya adalah dengan melakukan imunisasi. Apa saja penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan melakukan imunisasi? Temukan jawabannya pada ulasan berikut ini, Bun!

Mencegah Penyakit Berbahaya dengan Imunisasi

Imunisasi mampu melindungi jutaan anak dari beragam penyakit menular berbahaya yang membahayakan jiwa. Tapi apa sih sebenarnya yang terjadi pada tubuh si Kecil saat imunisasi sehingga ia jadi terlindungi dari penyakit menular berbahaya? 

Imunisasi sebenarnya adalah proses memasukkan vaksin yang terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh si Kecil. 

Dalam waktu 4-6 minggu setelah imunisasi, tubuh si Kecil akan terpicu untuk membuat zat antibodi spesifik sesuai dengan jenis bakteri dan virus yang ada di dalam vaksin. 

Zat antibodi inilah yang akan melindungi tubuh si Kecil ketika ada serangan dari bakteri atau virus sesungguhnya, sehingga ia tidak akan terinfeksi.  

Kalaupun pada akhirnya si Kecil terinfeksi salah satu penyakit setelah mendapatkan imunisasi, penyakit tersebut umumnya akan bersifat ringan dan tidak mengancam keselamatan jiwa serta lebih cepat sembuh. 

Ada dua cara dalam memberikan vaksin kepada si Kecil yaitu melalui suntikan atau secara oral (diminum lewat mulut). 

Baca Juga: Bunda, Berikut 5 Manfaat Imunisasi untuk Buah Hati

Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Ada setidaknya 10 jenis penyakit berbahaya yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi dasar dan imunisasi pelengkap mulai dari si Kecil berusia 0-24 bulan. 

Nah, imunisasi dasar sifatnya wajib dan telah disediakan secara gratis oleh pemerintah. Untuk mendapatkannya, Bunda hanya perlu membawa si Kecil ke Posyandu, Puskesmas, atau layanan kesehatan setempat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

1. Poliomielitis

Poliomielitis adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini bereplikasi di dalam usus dan dikeluarkan melalui feses. Oleh karena itu, lingkungan yang sanitasinya buruk akan menjadi tempat penyebaran virus polio yang sangat ideal.  

Penyakit satu ini dapat menyerang usia berapapun, namun memang lebih banyak menyerang anak-anak usia di bawah 5 tahun. 

Penyakit poliomielitis dapat menyebabkan muntah, demam, kesulitan bernafas, meningitis, lemah otot, kehilangan reflek tubuh, kelumpuhan permanen, bahkan hingga kematian. 

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat bagi poliomielitis. Oleh karena itu, imunisasi polio merupakan perlindungan terbaik yang dapat Bunda berikan kepada si Kecil. 

Imunisasi OPV (oral) dilakukan saat anak berusia 0-59 bulan. Kemudian, imunisasi polio IPV (suntik) diberikan sebanyak empat kali pada anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 8 bulan kemudian dilanjutkan dengan dosis penguat saat usia 4-6 tahun. 

2. Hepatitis B

Sama seperti namanya, penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B menyerang dan merusak hati. 

Penyakit Hepatitis B merupakan yang paling ditakutkan dari jenis hepatitis lainnya, sebab dapat berubah menjadi kronik (infeksi berlangsung lebih dari 6 bulan).

Apabila infeksi Hepatitis B terjadi saat bayi, risiko menjadi kronik sangat tinggi dengan persentase mencapai 90%. Bila Hepatitis B berlangsung hingga si Kecil dewasa, penyakit ini dapat berubah menjadi kanker hati. 

Apabila terlahir dalam keadaan sehat dan dengan berat badan normal, tindakan pencegahan hepatitis B bisa dengan mendapatkan imunisasi HB segera setelah si Kecil lahir sebelum umurnya 24 jam.

3. Difteri

Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae yang sifatnya sangat mudah menular. Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet, baik dari penderita maupun karier (orang yang terinfeksi difteri namun tidak menunjukkan gejala sakit).

Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya sebab dapat menyebabkan kematian akibat saluran pernapasan yang tersumbat.

Pada kasus difteri yang parah, penyakit ini akan mengakibatkan kerusakan ginjal dan kerusakan saraf yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Selain itu, 1 dari 4 anak yang terinfeksi difteri dilaporkan mengalami peradangan otot jantung sehingga meningkatkan risiko gagal jantung pada usia dini.  

Pencegahan terbaik untuk penyakit ini adalah mendapatkan vaksin DPT secara tepat waktu. Imunisasi DPT pertama akan didapatkan si Kecil pada usia 2 bulan. Imunisasi selanjutnya akan didapatkan saat di Kecil berusia 3 bulan dan 4 bulan. Kemudian saat berusia 18 bulan si Kecil akan mendapatkan booster DPT. 

Setelah diberi imunisasi ini, anak akan mendapat efek samping seperti demam ringan, bengkak pada bagian yang disuntik, sakit di sekitar area suntikan, kulit menjadi kemerahan, dan anak merasa lelah hingga rewel. Penyakit ini dapat menular melalui kontak fisik dan udara.

4. Tetanus 

Tetanus merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini akan mengeluarkan racun tetanospasmin yang dapat menyerang saraf pusat si Kecil. 

Racun tersebut kemudian menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot. Akibatnya, otot si Kecil menjadi kaku dan tegang.

Nah, bakteri yang menyebabkan tetanus dapat ditemukan di tanah, debu, feses manusia dan hewan, serta di permukaan benda-benda yang berkarat.   

Penyakit ini sangat berbahaya sehingga jika tidak segera ditangani akan menyebar keseluruh tubuh. Penderita tetanus akan mengalami kontraksi yang menyakitkan, terutama pada otot rahang dan leher. 

Selain itu, penderita tetanus juga bisa mengalami kesulitan bernapas akibat tegang pada otot pernapasan dan radang paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. 

Dan lagi-lagi, penyakit ini tidak ada obatnya. Jadi, salah satu pencegahan terbaik tetanus adalah melalui vaksin DPT lengkap dan tepat waktu. 

5. Pertussis 

Pertussis yang juga dikenal sebagai batuk rejan dan batuk seribu hari merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini termasuk airborne disease karena penularannya terjadi melalui udara, yakni ketika bakteri terlempar saat penderita batuk atau bersin. 

Pertussis menyebabkan si Kecil batuk terus-menerus sehingga tubuhnya kekurangan oksigen. Hal ini sangat berbahaya sebab tubuhnya bisa mengalami komplikasi berupa sesak berat hingga kematian.  

Sama seperti difteri dan tetanus, Pertussis dapat dicegah dengan memberikan imunisasi DPT lengkap sesuai dengan jadwal.  

6. TBC (Tuberkulosis) 

TBC disebabkan oleh infeksi virus Mycobacterium tuberculosis dan menyerang sistem pernapasan manusia. TBC dapat dicegah sejak dini dengan melakukan imunisasi BCG yang cukup diberikan sekali pada saat anak berusia kurang dari dua bulan.

Suntikan ini biasanya diberikan pada bagian lengan kanan atas atau paha. Saat ini, bahkan TBC tidak hanya menyerang organ pernapasan, melainkan bisa menyerang tulang belakang yang disebut TBC tulang belakang. 

TBC sangat mudah menular melalui percikan dahak yang keluar saat batuk, bicara, bersin, atau bernyanyi. 

Baca Juga:  Cara Mengatasi Anak Demam Setelah Imunisasi

7. Campak

Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Paramyxovirus dan sifatnya sangat menular. Penularan virus campak sendiri terjadi melalui udara, saat penderita bersin atau batuk. 

Untuk mencegah penyakit ini, si Kecil harus mendapatkan imunisasi MR/MMR pada usia 9 bulan dan usia 6 tahun. 

Campak ditandai dengan gejala awal demam, bercak merah pada kulit, batuk, pilek, dan mata merah, selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher lalu menyebar ke seluruh tubuh. Sebenarnya, campak dapat menyebabkan masalah serius pada seluruh kategori umur. Namun, anak-anak usia 5 tahun lebih sering mengalami komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga, diare dan pneumonia. 

8. Rubella

Selain campak, imunisasi MR/MMR juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit rubella. Rubella pada anak-anak biasanya merupakan penyakit ringan yang ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, mata merah, dan mata gatal. 

Namun pada ibu hamil, Rubella dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.  

9. Haemophilus Influenzae Type B

Penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, infeksi telinga, hingga kecacatan tubuh seumur hidup. 

Upaya pencegahan HiB dapat dilakukan melalui pemberian empat dosis vaksin Hib pemberian yaitu usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara usia 12-15 bulan. Penyakit ini menular dengan cara tetesan cairan pada nasofaring.

10. Hepatitis A

Selain Hepatitis B, Bunda juga perlu mewaspadai infeksi hepatitis A, walaupun. Bakteri yang membuat peradangan hati ini menyebar secara fecal-oral (jalur penularan melalui feses ke mulut). 

Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) hepatitis A lebih sering menyerang anak-anak, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan sanitasi rendah. 

Pada kasus hepatitis A yang sangat berat, anak akan terlihat sangat kuning, mengalami kejang, hingga tidak sadarkan diri. 

Oh iya Bunda, belum ada obat untuk Hepatitis A. Jadi, sebaiknya Bunda mencegah penyakit ini dengan memberikan imunisasi secara tepat waktu. Imunisasi dosis pertama di usia 12 bulan dan dosis kedua dapat diberikan 6-12 bulan kemudian. 

Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Imunisasi Dasar Anak

Itulah sejumlah jenis penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara lengkap sesuai jadwal. Yuk Bunda, lakukan imunisasi secara rutin, agar buah hati tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih cemerlang!

Agar tidak sampai melewatkan jadwal imunisasi, Bunda dapat melihat jadwal dengan lebih mudah dan terperinci dalam Tabel Jadwal Imunisasi terbaru yang disadur dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Gratis! 

Referensi tambahan:

  1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak
  2. Jadwal imunisasi anak dan penyakit yang dicegah oleh vaksin. (2020). Unicef.org. https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/vaksin-dan-penyakit-yang-dicegahnya
  3. IDAI | Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya
  4. IDAI | Apakah Vaksin Aman Bagi Anak? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/apakah-vaksin-aman-bagi-anak
  5. IDAI | Jadwal Imunisasi IDAI 2020. (2020). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
  6. IDAI | Kenali Hepatitis B. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/informasi-kesehatan-anak-kenali-hepatitis-b#:~:text=Apa%20itu%20Hepatitis%20B%20%3F,paling%20sedikit%20selama%206%20bulan.
  7. Diphtheria. (2023, January 29). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/diphtheria
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1760/tetanus
  9. IDAI | Amankah Buah Hati Anda dari Tuberkulosis? (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/amankah-buah-hati-anda-dari-tuberkulosis
  10. IDAI | Apakah Infeksi Campak? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak
  11. IDAI | Tanya Jawab HIB (haemophilus influenza tipe B). (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-hib-haemophilus-influenza-tipe-b

Artikel Terpopuler