Facebook Pixel Code Apa Saja yang Meningkatkan Risiko Anak Menderita Alergi?

Risiko Anak Alergi

Risiko Anak Alergi

*Oleh: dr. Fidelis Jacklyn Adella


Alergi dapat menyerang siapa pun, tetapi beberapa individu memiliki risiko lebih besar untuk mengidap alergi. Berikut adalah faktor risiko yang diketahui dapat membuat buah hati lebih mungkin memiliki alergi.

Genetik/Keturunan

Faktor genetik merupakan faktor risiko terpenting untuk alergi. Risiko alergi pada anak sebesar 5-15% bila kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi, 25-30% apabila terdapat saudara kandung yang memiliki riwayat alergi, 20-30% bila salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, 40-60% bila kedua orang tua memiliki riwayat alergi, dan 60-80% bila kedua orang tua memiliki riwayat alergi yang gejalanya sama.1

Sifat yang bersifat “bawaan” seperti jenis kelamin dan ras juga berpengaruh. Pada usia di bawah empat tahun, misalnya, ditemukan jumlah anak laki-laki yang mengalami alergi makanan sebanyak empat hingga lima kali lipat jumlah anak perempuan.2

Baca Juga: Apakah Faktor Genetik Menjadi Penyebab Alergi?

Lingkungan

Faktor lingkungan berperan penting dalam pembentukan alergi. Paparan faktor lingkungan tertentu dapat memunculkan “bakat” alergi buah hati, menentukan berat-ringannya gejala alergi, dan tanpa paparan tersebut terkadang “bakat” tesebut tidak muncul sama sekali. Hingga saat ini faktor-faktor lingkungan apa saja yang memengaruhi munculnya alergi masih terus diteliti. Faktor-faktor ini berbeda untuk setiap jenis alergi.3

Iklim

Iklim memiliki efek yang signifikan terhadap penderita alergi. Iklim yang panas sangat memengaruhi anak dengan bakat dermatitis atopik karena meningkatkan kekeringan kulit dan gatal-gatal. Selain itu, iklim memengaruhi jenis flora dan fauna di suatu daerah sehingga menentukan alergen apa saja yang tersebar di udara.4

Polusi Udara

Polusi udara oleh asap dari kendaraan dan pabrik merupakan faktor yang penting dalam pembentukan serta perburukan klinis penyakit alergi, terutama asma, dengan cara meningkatkan efisiensi pembentukan kondisi alergi saat terpapar oleh alergen. Komponen polutan yang memiliki efek terpenting dalam alergi adalah ozon (O3) dan diesel exhaust particulate (DEP).4

Asap Rokok

Anak yang terpajan asap rokok, baik saat masih dalam kandungan maupun pada masa anak dan remaja, memiliki risiko lebih besar untuk menderita penyakit alergi, terutama asma dan alergi makanan.5

Alergen Udara

Semakin sering anak terpapar dengan alergen yang ada di udara (debu, partikel sel hewan, dan lain-lain), semakin besar risikonya untuk menjadi sensitif berlebihan (alergi) terhadap alergen tersebut.4

Faktor Makanan

Terdapat beberapa penelitian yang menemukan kelebihan atau kekurangan vitamin D, peningkatan konsumsi minyak nabati, kurangnya konsumsi antioksidan, dan obesitas meningkatkan risiko alergi pada anak.2 Selain itu, penghindaran terhadap makanan yang berpotensi menjadi alergen (misalnya susu sapi, kacang, ikan) meningkatkan risiko alergi terhadap makanan tersebut.5

Baca Juga: Ciri-Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi yang Perlu Diketahui

Durasi Pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif selama empat hingga enam bulan pada bayi dipercaya dapat menurunkan kemungkinan penyakit alergi.2,5

Baca Juga: Efek Samping Susu Soya untuk Bayi yang Perlu Ibu Tahu

Higienitas

Meski masih berupa hipotesa, diduga kurangnya paparan terhadap kuman pada masa kecil (“terlalu bersih”) meningkatkan risiko alergi.2

Infeksi

Infeksi oleh kuman dapat mengubah cara tubuh merespons terhadap lingkungan, misalnya peningkatan respons jalan napas terhadap agen-agen dari lingkungan dan peningkatan kemungkinan timbulnya reaksi alergi pada jalan napas setelah infeksi saluran pernapasan akut.4

Faktor Emosi

Keadaan yang mencetuskan stres tingkat tinggi dapat mencetuskan atau memperparah alergi, misalnya pada dermatitis atopi.4

Penting bagi orang tua untuk melakukan 3K: Kenali, Ketahui, dan Kendalikan gejala alergi. Apabila Bunda curiga buah hati mengalami gejala alergi, konsultasikan ke dokter. Pemahaman penuh mengenai alergi buah hati dan dapat membantu Bunda menanganinya dengan tepat.

Reference:

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kartu Deteksi Risiko Alergi Anak. Jakarta: IDAI; 2016.
  2. Lack G. Update on risk factors for food allergy. J Allergy Clin Immunol. 1 Mei 2012;129(5):1187–97.
  3. Tan T-T, Ellis JA, Saffery R, Allen KJ. The role of genetics and environment in the rise of childhood food allergy. Clin Exp Allergy. 2012;42(1):20–29.
  4. Jenerowicz D, Silny W, Danczak-Pazdrowska A, Polanska A, Osmola-Mankowska A, Olek-Hrab K. Environmental factors and allergic diseases. Ann Agric Environ Med. 2012;19(3).
  5. UKK Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia: Pencegahan Primer Alergi. Jakarta: IDAI; 2015.

Artikel Terpopuler