Facebook Pixel Code Tanda-Tanda Bayi Alergi MPASI yang Wajib Bunda Ketahui

Tanda-Tanda Bayi Alergi MPASI yang Wajib Bunda Ketahui

Tanda-Tanda Bayi Alergi MPASI yang Wajib Bunda Ketahui

 

Ketika bayi berusia 6 bulan, kebutuhan nutrisi dan energinya makin meningkat. Di usia inilah, si Kecil perlu diperkenalkan dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Bunda pasti tidak sabar ingin membuat berbagai macam menu MPASI untuknya, bukan?

Tapi, tahukah Bunda kalau ada beberapa jenis bahan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi? Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan apakah bayi menunjukkan tanda alergi terhadap makanan MPASI yang dikonsumsi atau tidak, sebelum akhirnya memberikan makanan tersebut sebagai menu harian si Kecil. 

Tanda Bayi Alergi Makanan MPASI

Alergi makanan muncul karena sistem imun salah mengira protein yang ada di dalam makanan sebagai zat yang membahayakan tubuh sehingga harus dilawan. 

Nah, ketika sistem imun melakukan perlawanan, tubuh memproduksi berbagai macam zat kimia termasuk histamin. Histamin inilah yang membuat reaksi alergi muncul. 

Reaksi alergi yang muncul pada satu bayi dan bayi lain berbeda-beda, Bun. Kebanyakan reaksi alergi makanan akan muncul 30 hingga 60 menit setelah ia mengonsumsi MPASI. 

Namun, dalam kasus yang sangat langka, ada juga reaksi alergi yang baru muncul beberapa jam kemudian. 

Tingkat keparahan alergi setiap bayi juga bervariasi, tergantung dari reaksi imun tubuh yang muncul. Umumnya, reaksi sistem imun bayi hanya menimbulkan tanda alergi makanan yang ringan. 

Tanda bayi alergi makanan MPASI yang ringan meliputi: 

  • Biduran atau ruam merah gatal.

  • Bersin-bersin. 

  • Hidung mampet atau berair (ada ingus yang keluar). 

  • Batuk-batuk atau mengi (napas berbunyi “ngik”melengking).

Namun, dalam beberapa kasus khusus, imun tubuh si Kecil bereaksi dengan kuat sehingga muncul gejala syok anafilaksis. Kemungkinan terkena syok anafilaksis semakin tinggi jika si Kecil sudah memiliki asma atau eksim. 

Berikut syok anafilaksis yang akan ditunjukkan bayi jika ia alergi terhadap makanan MPASI yang dikonsumsi: 

  • Kesusahan bernapas, umumnya napas bayi jadi pendek-pendek atau lebih banyak dari biasanya dalam 1 menit. 

  • Mengi (napas berbunyi “ngik” melengking).

  • Batuk-batuk atau terasa sesak di dada.  

  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan, pucat, atau membiru. 

  • Muncul ruam atau biduran. 

  • Pembengkakan pada bibir atau lidah. 

  • Bersin-bersin.

  • Hidung mampet dan berair. 

  • Penyempitan tenggorokan dan suara serak. 

  • Kesulitan menelan.

  • Detak jantung melemah sebagai tanda syok. 

  • Muntah. 

  • Diare.

  • Pusing atau kehilangan kesadaran. 

  • Si Kecil tampak kebingungan. 

  • Rewel, gelisah, atau menangis yang tidak dapat ditenangkan. 

  • Tiba-tiba meneteskan air liur. 

  • Tampak mengantuk berlebihan, tidak seperti biasanya. 

Bunda, syok anafilaksis dapat mengancam keselamatan hidup bayi, lho. Jadi, ia perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. 

Pemahaman akan tanda-tanda alergi ini perlu benar-benar Bunda pahami, ya. Supaya Bunda bisa segera memberikan pertolongan ketika si Kecil mengalaminya. 

Sebab saat mengalami alergi, bayi Bunda belum bisa berbicara dan mengatakan bahwa tubuhnya terasa tidak nyaman setelah memakan sesuatu. Terus semangat ya Bunda dan Ayah dalam menjaga dan merawat si Kecil. 

Baca juga: 8 Jenis Dampak Alergi pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui

Makanan Apa Saja yang Menyebabkan Bayi Alergi? 

Ada beberapa makanan yang berpotensi menimbulkan alergi pada bayi, antara lain: 

  • Susu sapi dan produk olahannya.

  • Telur ayam, bebek, dan puyuh.

  • Makanan mengandung gluten seperti tepung terigu.

  • Kacang-kacangan.

  • Kedelai.

  • Wijen. 

  • Ikan.

  • Makanan laut seperti kerang, cumi, gurita, udang, dan kepiting (bahkan asapnya dapat memicu munculnya gejala alergi). 

Menurut penelitian, Bunda dianjurkan untuk langsung memperkenalkan berbagai macam makanan ketika bayi memulai MPASI pada usia 6 bulan, bahkan makanan yang berpotensi menimbulkan alergi. 

Namun, ada tata cara yang perlu Bunda ikuti agar pengenalan bayi dengan makanan tinggi risiko alergi berjalan dengan lebih aman. 

  1. Mulai dengan memberikan 1 jenis makanan tanpa dicampur bahan makanan lain dalam porsi yang sangat kecil pada bayi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Bunda dalam mengamati reaksi tubuh si Kecil terhadap makanan.

  2. Terus berikan selama 3-5 hari berturut-turut dengan menambah porsinya sedikit demi sedikit.

  3. Amati reaksi tubuh si Kecil setiap kali menyuapi MPASI. Reaksi alergi dapat muncul selama beberapa menit hingga 2 jam setelah pemberian makanan. Jika si Kecil tidak menunjukkan tanda alergi apa pun, Bunda dapat menggunakan bahan makanan tersebut untuk membuat MPASI. 

Baca juga: Cara Aman dan Efektif untuk Mengatasi Alergi Debu pada Anak

Langkah Pertama Mengatasi Alergi pada Bayi

Saat si Kecil pertama kali mengalami alergi, sangat wajar jika Bunda sangat panik dan khawatir. Walaupun reaksi pertamanya terhadap alergi makanan mungkin tampak ringan, bukan tidak mungkin selanjutnya akan bertambah berat. 

Nah, salah satu cara mengatasi alergi makanan MPASI bisa dengan menghindari si Kecil dari makanan pemicu yang telah disebutkan di atas. Misalnya, bila si Kecil mengalami alergi makanan sesaat setelah makan telur, maka hindari si Kecil dari jenis makanan ini. Namun, Bunda tetap perlu mengamati kondisi si Kecil dengan saksama, ya. Sebab bukan tidak mungkin tiba-tiba kondisi si Kecil memburuk. 

Ketika gejala yang muncul ringan, Bunda dapat membawa si Kecil ke bidan, puskesmas, atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan lebih lanjut dan mendapatkan diagnosis yang tepat oleh dokter. 

Selain itu, Bunda juga perlu berkonsultasi dengan dokter anak untuk memperoleh informasi seputar tindakan yang harus dilakukan, termasuk petunjuk tentang bagaimana menangani reaksi alergi bayi.

Jika bayi Bunda menunjukkan gejala alergi ringan, dan reaksinya terjadi selang beberapa jam tertentu, konsultasikan dengan dokter anak agar pengujian alergi dapat dilakukan pada si Kecil. Nantinya, dokter dapat menemukan penyebab alergi dari hal atau makanan tertentu yang tidak dapat dicerna oleh bayi.

Kemudian, yang perlu diwaspadai adalah ketika si Kecil menunjukkan tanda-tanda syok anafilaksis. Saat itu juga Bunda harus membawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. 

Setelah mendapatkan pertolongan pertama, terus pantau si Kecil selama 6-8 jam setelahnya. Sebab, penelitian menunjukkan ada kemungkinan si Kecil mengalami syok anafilaksis ulangan. 

Penting untuk diingat ya, Bun, bahwa jangan pernah memberikan obat apa pun pada bayi tanpa resep dari dokter ketika si Kecil mengalami alergi makanan. 

Jangan pula langsung menghentikan pemberian suatu jenis makanan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. Diagnosis secara mandiri rawan kesalahan dan justru dapat menghambat tumbuh kembang si Kecil. 

Cara Mencegah Terjadinya Alergi Makanan

Untuk mencegah terjadinya alergi makanan, Bunda perlu benar-benar mengetahui makanan apa saja yang menimbulkan gejala alergi pada si Kecil. Setelah mengetahui makanan penyebab alergi, jauhkan bayi pada bahan makanan tersebut. Bagaimana caranya? 

  1.  Bunda perlu memastikan semua orang di rumah, semua orang yang berperan dalam pengasuhan, dan keluarga dekat mengetahui alergi si Kecil. Jadi, mereka mengetahui makanan apa saja yang tidak boleh diberikan.

  2. Selalu baca label bahan makanan sebelum memberikannya pada si Kecil. 

  3. Perhatikan bahan makanan yang tampak tidak mengandung bahan makanan pemicu alergi namun ternyata mengandung bahan makanan tersebut. Contohnya, kecap manis dan puding ternyata mengandung gluten. 

Baca juga: 5 Tips untuk Anak dengan Alergi Tetap Aktif Berkegiatan

Apakah Alergi Makanan pada Bayi Bisa Sembuh? 

Beberapa jenis alergi bisa sembuh dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya umur dan semakin sempurnanya sistem imun si Kecil. 

  • Alergi telur - biasanya sembuh setelah usia 1 tahun. 

  • Alergi susu - biasanya sembuh setelah usia 3 tahun. 

  • Alergi gluten - biasanya sembuh setelah usia 10 tahun. 

  • Alergi kedelai - biasanya sembuh setelah usia 10 tahun. 

Sedangkan alergi terhadap kacang, ikan, dan makanan laut cenderung akan diderita si Kecil seumur hidup.  

Jika bayi telah diketahui menderita alergi terhadap makanan tertentu, Bunda dapat melakukan 3K: Kenali, Konsultasi, dan Kendalikan gejala alergi. 

Bila Bunda telah mengenali gejala alergi pada anak, konsultasikanlah kepada dokter untuk saran nutrisi yang tepat, lalu kendalikanlah dengan memberikan nutrisi tepat sehingga kebutuhan hariannya tetap terpenuhi dengan baik. . 

Yuk, Bun, terus pantau tumbuh kembang bayi dari bulan ke bulan secara berkala lewat Grafik Pertumbuhan Anak! Bunda bisa menggunakan tools ini untuk memastikan status gizi bayi dan pertumbuhannya sudah tepat sesuai usianya atau belum, juga untuk mengetahui apakah ada risiko gangguan pertumbuhan pada si Kecil yang bisa dikonsultasikan ke dokter.

Referensi tambahan:

  1. Children's Health Team. (2022, January 20). What Are Signs That My Child Has a Food Allergy? Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/what-are-signs-that-my-child-has-a-food-allergy/

  2. Anaphylaxis in Infants & Children. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/Anaphylaxis.aspx

  3. NHS Choices. (2023). Food allergies in babies and young children. https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/

  4. Abrams, E. M., & Becker, A. B. (2015). Food introduction and allergy prevention in infants. 187(17), 1297–1301. https://doi.org/10.1503/cmaj.150364

  5. NHS Choices. (2023). Safe weaning. https://www.nhs.uk/start4life/weaning/safe-weaning/food-allergies/

  6. CDC. (2021, August 24). When, What, and How to Introduce Solid Foods . Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/foods-and-drinks/when-to-introduce-solid-foods.html

  7. Marcin, A. (2021, March 25). What to Do If Your Baby Has an Allergic Reaction to Food. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-allergic-reaction-to-food#additional-tips

  8. What is a Food Allergy — Prevent Food Allergies. (2014). Prevent Food Allergies. Prevent Food Allergies. https://www.preventallergies.org/what-is-a-food-allergy#AllergicReactions

  9. Food Allergy Testing & Trends — Prevent Food Allergies. (2014). Prevent Food Allergies. Prevent Food Allergies. https://www.preventallergies.org/food-allergy-testing-trends

  10. Guide, P. (2021, March 23). Prevent Food Allergies. Prevent Food Allergies. https://www.preventallergies.org/blog/parents-guide-to-finned-fish-allergy

Artikel Terpopuler