Tumbuh besar dalam keluarga sehat adalah modal utama untuk anak-anak bisa menjadi generasi maju yang berkualitas cemerlang.
Nah untuk mendapatkan “gelar” Keluarga Sehat, ternyata ada beberapa indikator yang harus Bunda sekeluarga miliki lebih dulu. Indikator ini tidak hanya meliputi kesehatan fisik setiap anggota keluarga, tapi juga hal-hal di luar itu yang ikut mendukung kesehatan fisik dan mental semua anggota keluarga.
Apa saja, ya, indikator keluarga sehat itu?
Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menetapkan 12 indikator Keluarga Sehat untuk menjadi panduan yang harus dipenuhi setiap keluarga Indonesia.
Indikator ini dibuat sebagai bagian dari penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada tahun 2016. Sebab, Kemenkes percaya bahwa kualitas kesehatan suatu keluarga akan menentukan kualitas kesehatan masyarakat itu sendiri.
Berikut ini adalah 12 indikator keluarga sehat yang dimaksud, Bun:
1. Ikut program Keluarga Berencana (KB)
Program KB bertujuan untuk mengontrol kelahiran anak, sekaligus membantu orang tua memberi jarak yang ideal antara anak pertama, kedua, dan seterusnya.
Dengan kehamilan dan kelahiran yang direncanakan, setiap anak pun bisa mendapat ASI yang cukup, nutrisi seimbang, serta pola asuh yang optimal sehingga ia bisa tumbuh anak yang sehat dan cerdas.
2. Melahirkan di fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang memadai dapat mendukung proses persalinan yang aman dan minim risiko komplikasi.
Setelah melahirkan, Bunda juga akan memiliki tempat untuk memeriksa kesehatan pasca melahirkan, sekaligus memantau tumbuh kembang si Kecil secara berkala. Dengan begitu, keselamatan serta kesehatan ibu dan anak jadi lebih terjamin, Bun.
3. Anak diimunisasi lengkap
Imunisasi anak sangat penting untuk mewujudkan keluarga sehat. Upaya ini dilakukan guna mencegah risiko yang lebih besar dari penyakit-penyakit seperti polio, campak, dan difteri.
Untuk memenuhi jadwal imunisasi wajib dari IDAI, Bunda bisa membawa anak ke posyandu, puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas medis lain yang menyediakannya.
Sebisa mungkin lakukan setiap bulan, hingga target imunisasi wajib dan tambahan anak bisa terlengkapi dari lahir sampai setidaknya berusia 2 tahun.
Supaya tidak terlewat atau terlupa, Bunda bisa gunakan Pengingat Jadwal Imunisasi untuk mendapatkan pesan jadwal imunisasi anak langsung ke nomor ponsel Bunda melalui Whatsapp.
Di tools ini Bunda juga bisa mencatat dan memantau riwayat imunisasi anak, mana yang sudah dan mana yang belum, lho!
Baca Juga: Mengapa Urutan Imunisasi Bayi Harus Benar?
4. Rutin memantau tumbuh kembang anak
Di usia 0-3 tahun, anak sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, termasuk perkembangan otak anak dan organ-organ tubuh lainnya.
Pada periode ini, penting bagi Bunda untuk memantau tumbuh kembang anak setiap bulannya secara berkala sejak lahir bahkan sampai usia 5 tahun. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertumbuhan dan perkembangan anak sudah sesuai dengan usianya atau belum.
Memantau grafik tumbuh kembang juga sekaligus menjadi cara Bunda dan dokter mendeteksi lebih dini terkait risiko gangguan pertumbuhan pada anak.
Sebab jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan tumbuh kembang dapat berakibat jangka panjang pada kualitas hidup anak sampai mereka dewasa nanti.
Untuk memantau pertumbuhan anak, Bunda bisa mengacu pada grafik pertumbuhan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang tersedia di Klub Generasi Maju.
Grafik ini merupakan acuan yang umum digunakan oleh dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia untuk memantau pertumbuhan anak.
5. Memberi ASI eksklusif
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk si Kecil yang tidak diragukan lagi keunggulannya. ASI dapat melindungi bayi dari beragam penyakit serta mendukung perkembangan tubuh dan otaknya secara optimal, sehingga ia tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan, dilanjutkan dengan MPASI dan terus memberikan ASI hingga anak 2 tahun sangat berperan besar untuk mewujudkan keluarga sehat.
Baca Juga: Cara Menyusui Bayi yang Benar agar si Kecil Tumbuh Optimal
6. Penderita tuberkulosis mendapat pengobatan yang tepat
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang masih terus menghantui masyarakat Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan laporan terbaru Kemenkes, penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Siapa saja bisa tertular penyakit TBC (tuberkulosis), termasuk bayi dan anak-anak yang sistem imunnya notabene masih belum sekuat orang dewasa.
Nah ketika tertular, komplikasi dari penyakit dapat menurunkan kualitas hidup anak dan keluarganya. Sebab, tuberkulosis yang tidak ditangani dengan benar berisiko menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah dan penularan ke orang-orang terdekat.
Maka dari itu, bila terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala tuberkulosis, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan ya, Bun. Demi kesehatan dan keselamatan bersama, sehingga bisa mewujudkan keluarga sehat.
7. Penderita hipertensi berobat secara teratur
Satu lagi penyakit yang tak boleh diabaikan, yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis yang sering terabaikan dan disebut “penyakit diam-diam” karena sering kali tidak memiliki gejala.
Namun, dampak yang terjadi akibat hipertensi bisa fatal, mulai dari serangan jantung hingga stroke.
Oleh karenanya, bila terdapat anggota keluarga yang menderita hipertensi, ingatkan ia agar selalu menerapkan gaya hidup sehat, meminum obat secara teratur sesuai rekomendasi dokter, serta melakukan kontrol teratur.
8. Tidak menelantarkan penyintas kesehatan mental
Gangguan kesehatan mental tidak hanya dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan, tapi juga keluarga penderitanya. Namun, sebenarnya hal ini dapat dicegah bila ditangani dengan baik dan sedini mungkin.
Jika ada anggota keluarga yang memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan mental, seperti perubahan emosi atau perilaku, dampingi dan ajak dia untuk berobat ke psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.
9. Anggota keluarga tidak merokok
Sudah kita ketahui bersama bahwa asap rokok mengandung banyak zat beracun bagi tubuh. Meskipun hanya satu orang yang merokok di rumah, asapnya bisa dihirup anggota keluarga lain dan membuat mereka menjadi perokok pasif.
Perlu Bunda pahami bahwa menjadi perokok pasif sama berbahayanya dengan menjadi perokok aktif. Jadi, jika di keluarga Bunda ada yang merokok, bujuk dan bantulah dia agar bisa berhenti. Jika tidak bisa, ingatkan dia untuk merokok di luar rumah.
10. Mendapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Dengan menjadi anggota program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kondisi finansial keluarga dapat tetap terjaga walau sedang membutuhkan biaya berobat.
11. Keluarga mempunyai akses air bersih
Sarana air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga dari berbagai penyakit infeksi. Untuk mewujudkan hal ini, pastikan sumber air yang Bunda pakai di rumah tidak tergenang atau tercemar dengan berbagai kotoran maupun polutan.
12. Memiliki sanitasi layak pakai
Memiliki akses sanitasi layak untuk buang air, juga termasuk indikator penting dalam mewujudkan keluarga sehat. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang disebabkan oleh buang air besar sembarangan, seperti tifus, cacingan, diare, atau disentri.
Bagaimana, tak sesulit dibayangkan, ya, membangun keluarga sehat? Berhubung program keluarga sehat juga merupakan bagian dari program puskesmas, Bunda bisa meminta bantuan dokter di puskesmas wilayah Bunda jika mengalami kesulitan dalam memenuhi indikator keluarga sehat menurut Kemenkes.
Dengan memenuhi indikator-indikator di atas, kualitas hidup Bunda dan keluarga akan terjaga, bahkan hingga generasi selanjutnya!
Cara Menjaga Keluarga agar Tetap Sehat
Mewujudkan keluarga sehat, tentunya harus dengan melakukan berbagai upaya. Misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat dan rajin berolahraga.
Dengan begitu, berat badan akan lebih stabil, sehingga dapat menegah masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, asma, dan tekanan darah tinggi.
Ada beberapa cara sederhana untuk menciptakan kebiasaan sehat dan pilihan cerdas untuk keluarga Bunda sejak dini. Melansir Mayo Clinic, berikut ini di antaranya:
1. Tidur cukup
Tidur yang cukup akan sangat mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental. Ya, tidur malam selama 6 - 8 jam dapat menyehatkan jantung, mengurangi stres, dan membantu menjaga gula darah tetap konsisten.
Bagi anak-anak, kualitas tidur bahkan amat mempengaruhi pertumbuhannya, Bun. Hal ini karena hormon pertumbuhan yang bekerja di malam hari ketika anak terlelap. Sebisa mungkin, biasakan anak tidur paling lambat jam 8.00 - 8.30 malam.
2. Banyak gerak dan olahraga
Perbanyak aktivitas fisik seperti berolahraga, karena cara ini ampuh melancarkan metabolisme, menjaga kesehatan organ peredaran darah, hingga mencegah obesitas.
Tak hanya memberi banyak manfaat bagi orang dewasa, aktivitas fisik pun penting dilakukan anak-anak, agar ia lebih mengenal dunianya sehingga si Kecil tumbuh menjadi anak yang tangguh.
Dengan beraktivitas fisik seperti bermain di luar rumah, si Kecil juga bisa lebih mudah melupakan gadget-nya. Beraktivitas fisik pun kerap dikaitkan dengan nafsu makan karena beraktivitas mengeluarkan banyak tenaga.
Ketika anak banyak bergerak, tubuhnya otomatis butuh asupan energi yang lebih banyak. Dengan begitu, si Kecil akan merasa lapar dan jadi mau makan, Bun!
3. Kurangi stres
Stres dapat meningkatkan hormon kortisol yang akan mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Tak heran jika stres berkepanjangan juga bisa menimbulkan banyak penyakit. Maka untuk membangun keluarga sehat, sebisa mungkin hindari stres ya, Bun.
Jika Bunda mulai merasa suntuk, sempatkan waktu untuk melakukan hal yang disukai di sela waktu istirahat. Bila perlu luangkan waktu satu kali dalam dua bulan, untuk healing dengan berlibur sekeluarga.
Selain bisa mengurangi stres, liburan bersama keluarga juga dapat menghangatkan suasana dan mempererat kekompakan.
4. Habiskan waktu bersama keluarga
Menghabiskan waktu bersama keluarga, manfaatnya tak main-main, lho! Cara ini dapat membangun kepercayaan diri bagi seluruh anggota keluarga, terutama si Kecil. Ingatlah bahwa menjadi keluarga sehat, perlu sehat secara mental juga, Bun.
Ajak ke tempat-tempat menarik yang belum pernah dikunjungi sebelumnya untuk memperkaya pengalaman si Kecil. Jangan lupa perbanyak komunikasi selama quality time untuk membangun rasa aman dan nyaman si Kecil terhadap orang tuanya, sehingga ia merasa selalu mendapat kasih sayang serta dukungan tulus dari Bunda dan Ayah.
Di rumah, Bunda pun bisa membacakan dongeng untuk anak atau mengajak anak memasak bersama-sama menggunakan SGM Family sebagai salah satu bahannya, lho! Untuk pilihan kreasi resepnya, dapat Bunda intip melalui fitur Masak Bersama Ibu di sini.
5. Rutin cek kesehatan
Usahakan selalu rutin cek kesehatan, sesederhana memeriksakan kolesterol atau gula darah. Dengan mengecek kesehatan diri secara rutin, Bunda dan Ayah dapat mengantisipasi datangnya penyakit melalui konsumsi obat-obatan atau vitamin yang dianjurkan dokter.
Sempatkan juga untuk selalu membawa si Kecil ke posyandu, puskesmas, atau rumah sakit guna memantau tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang si Kecil yang optimal menandakan bahwa ia berada di dalam keluarga sehat!
6. Jaga porsi makan
Agar keluarga sehat, jaga selalu porsi makan baik untuk orang tua maupun anak. Bukan berarti sedikit, tapi usahakan selalu perbanyak sayuran dan protein agar Bunda sekeluarga mendapat nutrisi yang seimbang.
Biasakan juga si Kecil untuk mengonsumsi buah dan sayuran dalam setiap makanan yang disajikan sehari-hari. Dengan porsi makan seperti ini, tubuh si Kecil pun selalu bugar, nyaman beraktivitas, dan tidak mudah sakit.
Baca Juga: Nutrisi Penting Untuk Daya Tahan Tubuh Anak
7. Selalu bersyukur
“Jangan lupa bersyukur”, Bunda pasti sering mendengar kata-kata ini, bukan? Bukan sekadar pengingat, tapi rasa syukur secara psikologis juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang, Bun. Hal ini tentu penting untuk diterapkan guna membangun keluarga sehat.
Dalam penelitian psikologi positif, rasa syukur membantu orang merasakan emosi yang positif. Mereka bisa lebih menikmati hidup, berpikir jernih dalam mengatasi kesulitan, dan membangun hubungan yang kuat baik dengan Sang Pencipta maupun sesama.
8. Konsumsi makanan sehat bernutrisi
Sebagaimana yang diketahui, nutrisi adalah faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Nutrisi di tiga tahun pertama umur si Kecil menjadi pondasi untuk mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosial-emosional sepanjang masa kanak-kanak dan dewasanya nanti.
Pertumbuhan pun berhubungan langsung dengan nutrisi. Tubuh anak-anak membutuhkan energi yang cukup untuk bisa bertumbuh normal dan kebutuhan kebutuhan ini bervariasi menurut fase perkembangannya.
Maka jika ingin membangun keluarga sehat, penting untuk memberikan menu makanan sehat untuk keluarga setiap hari, Bun!
Selain memberikan makanan yang kaya gizi, lengkapi juga nutrisi harian di rumah dengan mengonsumsi SGM Family Yummi-Nutri. Susu ini mengandung minyak ikan, kalsium, dan terutama kombinasi unik IronC (vitamin C dan zat besi) untuk bantu penyerapan nutrisi penting lainnya untuk seluruh anggota keluarga.
Vitamin C itu sendiri adalah antioksidan kuat yang dapat memperkuat sistem imun tubuh dan menjaga metabolisme Bunda sekeluarga. Selain itu, vitamin C membantu penyerapan mikronutrien lainnya, terutama zat besi.
Zat besi sangat penting untuk menggerakkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi dibutuhkan tubuh untuk membantu mengedarkan darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. Tubuh kita juga membutuhkan zat besi untuk membuat energi dan mendukung fungsi kognitif otak yang optimal.
Nah, kekurangan zat besi sering terjadi pada wanita dewasa, anak perempuan remaja, dan anak-anak. Jadi meningkatkan asupan vitamin C dan zat besi sekaligus adalah strategi yang baik untuk mencukupi kebutuhan gizi harian Bunda dan keluarga.
Baca Juga: Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Itulah ulasan mengenai indikator keluarga sehat Kemenkes, serta cara menjaga kesehatan fisik dan mental Bunda sekeluarga. Jangan lupa gabung menjadi anggota Klub Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai informasi seputar kesehatan keluarga dan anak lainnya. Semoga Bunda sekeluarga sehat selalu, ya!
Sumber:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://promkes.kemkes.go.id/12-indikator-keluarga-sehat. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Mayo Clinic. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/12-healthy-habits-for-families. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/top-health-benefits-of-a-good-nights-sleep-2223766. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Premier Health. https://www.premierhealth.com/your-health/articles/women-wisdom-wellness-/beware-high-levels-of-cortisol-the-stress-hormone. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Hihgland and Springs Clinic. https://highlandspringsclinic.org/the-top-ten-benefits-of-spending-time-with-family/. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Harvard Health. https://www.health.harvard.edu/healthbeat/giving-thanks-can-make-you-happier. Diakses pada 25 Agustus 2022.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://www.kemkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html. Diakses pada 29 Agustus 2022.