Berat badan bayi 9 bulan yang ideal itu berapa, ya? Penting, lho, untuk memantau berat badan si Kecil setiap bulannya. Cari tahu juga, yuk, cara menambah berat badan si Kecil dengan sehat!
Berat Badan Bayi 9 Bulan yang Ideal Menurut WHO
Mengukur panjang dan berat badan bayi setiap bulan umumnya menggunakan standar Kurva pertumbuhan WHO.
Kurva pertumbuhan ini juga dipakai oleh IDAI untuk monitoring pertumbuhan anak berdasarkan Permenkes RI No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Menurut kurva pertumbuhan WHO, berat badan bayi usia 9 bulan yang ideal adalah:
-
Bayi laki-laki: 7,1–9,9 kg dengan panjang badan 67,5 - 74,2 cm.
-
Bayi perempuan: 6,5–9,3 kg dengan panjang badan 65,3 - 72,6 cm.
Kecepatan pertumbuhan berat tiap bayi bisa berbeda-beda. Namun, yang perlu diwaspadai adalah bila berat badan bayi sangat kurang atau lebih dari standar tersebut.
Contohnya, berat badan bayi laki-laki 9 bulan 5 kg itu tidak normal karena artinya BB si Kecil sangat kurang (severely underweight). Bayi perempuan 9 bulan dengan BB 5 kg juga termasuk underweight.
Maka itu, ayo rutin timbang si Kecil di posyandu tiap 2 bulan sekali untuk memastikannya tidak berisiko gagal tumbuh. Bunda juga bisa cek BB bayi setiap bulan di Grafik Pertumbuhan Anak secara gratis!
Baca Juga: Tabel Berat Badan Bayi Normal Usia 0-12 Bulan Menurut WHO
Cara Menambah Berat Badan Bayi 9 Bulan
Memantau berat badan bayi penting untuk memastikan apakah si Kecil sudah mendapatkan asupan gizi yang tepat dan tumbuh kembangnya positif sesuai jalur kurva.
Lalu, bagaimana cara menambah berat badan bayi 9 bulan?
1. Tingkatkan Asupan Karbohidrat dalam MPASI
Di usia 7–12 bulan, ia membutuhkan 95 gram karbohidrat per hari.
Karbohidrat digunakan sebagai energi utama agar si Kecil bisa aktif bermain. Selebihnya, karbohidrat disimpan dalam tubuh untuk membantu membantu menambah berat badan bayi.
Bunda bisa tambahkan asupan karbohidrat bayi dari nasi merah dan nasi putih, kentang, ubi dan singkong, jagung, labu kuning, pisang, dan pasta.
2. Pastikan Lemak dan Proteinnya Tercukupi
Bunda juga bisa meningkatkan kalori pada makanan bayi dengan menambahkan lemak dan protein.
Protein bisa didapat dari sumber hewani seperti daging sapi, ayam, telur, keju, dan ikan, juga sumber nabati seperti selai kacang, alpukat.
Asupan lemak tambahan MPASI bisa Bunda dapatkan dari minyak zaitun, butter (mentega), santan, dan minyak ikan.
Baca Juga: Panduan Pemberian MPASI 9 Bulan dan Ide Resepnya
3. Lanjutkan Asupan Zat Besi dan Zinc
Asupan zat besi harus terus ditingkatkan untuk menaikkan berat badan bayi 9 bulan.
Teruskanlah memberikan asupan zat besi yang optimal sampai setidaknya bayi berusia 12 bulan untuk mencegah risiko anemia, salah satu risiko penyebab stunting.
Selain zat besi, zinc (seng) juga erat kaitannya dengan stunting adalah Kedua zat gizi ini berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan anak dari usia 6 bulan sampai 24 bulan.
Contoh bahan makanan tinggi zat besi untuk MPASI adalah sarden, hati, telur, kedelai, daging sapi, dan bayam.
Makanan sumber zinc adalah kepiting, udang, jamur, tahu, brokoli, dan pisang.
4. Pilih Camilan Tinggi Kalori
Berikanlah camilan bayi 9 bulan yang terbuat dari bahan tinggi kalori seperti, susu, keju, dan yogurt, untuk membantu menaikkan berat badan si Kecil.
Misalnya, bolu pisang keju, puding labu kuning saus keju, roti gandum selai yoghurt, dan bubur sumsum yogurt buah naga
Buah-buahan tinggi kalori juga dapat menjadi opsi camilan yang bisa si Kecil genggam sendiri, contohnya potongan pisang, pir, dan alpukat.
Jangan berikan si Kecil camilan yang tinggi gula dan garam karena tidak mengandung gizi.
5. Buat Jadwal Makan Teratur
Setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, Bunda bisa mulai menerapkan jadwal makan.
Ini bertujuan untuk membangun kebiasaan makan yang sehat, serta menaikkan berat badan bayi 9 bulan.
Selain makanan utama seperti sarapan, makan siang, dan makan malam, buat juga jadwal ngemil di pertengahan siang dan sore hari.
6. Pelajari Sinyal Lapar si Kecil
Bunda harus memperhatikan sinyal-sinyal kelaparan yang biasa ditunjukkan si Kecil.
Misalnya, membuka mulut saat sendok mendekat, tangannya menggapai sendok, menunjuk makanan, dan bersemangat saat melihat makanan.
Baca Juga: Bayi Tidak Mau Makan MPASI? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
7. Terus Berikan ASI Eksklusif
Meski si Kecil sudah makan MPASI, tetap teruskanlah pemberian ASI sampai usianya 24 bulan.
Menyusui eksklusif dapat membantu menjaga asupan protein untuk menambah berat badan bayi 9 bulan dan menurunkan risiko stunting.
8. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Memastikan rumah memiliki akses ke air bersih dan sanitasi yang higienis penting untuk memastikan bayi bisa bertumbuh kembang dengan sehat.
Sebab, kebersihan air dan lingkungan merupakan kunci utama untuk menghindarkan bayi dari risiko infeksi dan penularan penyakit serius.
Mengalami infeksi secara berulang dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi, yang dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi.
Sebagai contoh, tinggal di lingkungan kotor dapat memicu gangguan pencernaan, seperti diare. Semakin sering bayi terkena diare, risiko stunting bisa semakin besar.
Apa Pentingnya Memantau Berat Badan Bayi?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pertumbuhan berat dan panjang badan bayi pada masa 1000 HPK sangat tergantung pada kecukupan nutrisi yang ia dapatkan.
Kurangnya asupan gizi di sepanjang periode ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami gagal tumbuh alias stunting.
Stunting tidak hanya berdampak pada berat dan tinggi badan anak. Stunting pada 1000 hari pertama usia bayi juga dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi kognitif.
Sebab, nutrisi bukan hanya berperan penting dalam pertumbuhan berat dan tinggi badan. Kecukupan nutrisi juga berperan penting dalam perkembangan otak.
Nah Bun, itulah informasi mengenai berat badan bayi 9 bulan yang ideal, serta cara-cara menaikkan berat badan. Semoga artikel ini membantu!
Referensi:
-
Afifa, Ireska T., et al. “Pentingnya Memantau Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak (Bagian 1).” IDAI, 18 Aug. 2016, www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1.
-
Children’s Hospital Los Angeles. “Infant Nutrition and Feeding.” Children’s Hospital Los Angeles, www.chla.org/sites/default/files/migrated/Chapter1_NutritionalNeeds.pdf.
-
Healthy Eating Research. “Ages 0-2 Feeding Recommendations.” Healthy Eating Research, healthyeatingresearch.org/tips-for-families/ages-0-2-feeding-recommendations/.
-
Kementerian Kesehatan. “Cegah Stunting Itu Penting.” Ayosehat.kemkes.go.id, 16 Nov. 2022, ayosehat.kemkes.go.id/cegah-stunting-itu-penting.
-
---. “Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.” Yankes.kemkes.go.id, 24 May 2023, yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2483/stunting-dan-pencegahannya.
-
---. “Pencegahan Stunting Pada Anak.” Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 28 Mar. 2019, promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting.
-
Lewis, Rhona . “How to Increase Baby Weight: Breastfeeding, Formula, and Solids.” Healthline, 21 July 2020, www.healthline.com/health/baby/how-to-increase-baby-weight. Accessed 16 Feb. 2024.
-
Mattke, Angela. “Infant Growth: What’s Normal?” Mayo Clinic, 2017, www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/infant-growth/faq-20058037.
-
NHS. “How to Help Your Child Gain Weight.” Nhs.uk, 1 June 2023, www.nhs.uk/live-well/healthy-weight/childrens-weight/how-to-help-your-child-gain-weight/.
-
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK. 2020.
-
Team |, The BabyCentre UK Editorial. “How Often Should I Get My Baby Weighed and Measured?” BabyCentre UK, www.babycentre.co.uk/x25014661/how-often-should-i-get-my-baby-weighed-and-measured.