Setiap orang tua mungkin pernah menghadapi situasi ketika bayi susah makan, bahkan tidak mau makan sekali di awal-awal fase pemberian MPASI. Hal ini tentu saja membuat Bunda khawatir dan bertanya-tanya. Tidak mudah pastinya bagi Bunda membujuk bayi yang susah makan. Jangan patah arang dulu, Bun!
Walaupun membuat cemas, selama bayi tumbuh dan berkembang dengan normal sebenarnya Bunda tidak perlu khawatir kok. Akan tetapi, Bunda tentu tidak boleh membiarkan bayi susah makan terus-menerus, ya. Apalagi sampai menunda pemberian MPASI-nya, karena di usia ini si Kecil sangat membutuhkan asupan gizi yang lebih lengkap dari makanan.
Untuk mengetahui kenapa bayi susah makan dan bagaimana supaya si Kecil mau makan dengan lahap, yuk simak informasi selengkapnya dalam artikel ini!
Apa Penyebab Bayi Susah Makan?
Ada saja tingkah si Kecil yang membuat Bunda terus memutar otak agar ia mau makan. Mungkin Bunda pernah dihadapkan situasi ketika bayi menangis saat diberi makanan, hanya mau makanan tertentu, dan mulai memberontak saat Bunda menyuapinya.
Jangan khawatir, Bunda tidak sendirian. Sebab, masalah ini umum terjadi pada anak-anak. Ada kalanya si Kecil begitu semangat makan, mau makan sedikit, dan menolak untuk makan.
Setiap orang tua mungkin pernah menghadapi situasi ketika bayinya susah makan. Ketika pertama kali mencoba MPASI, wajar sebetulnya jika Bunda melihat bayi suka menolak makanan. Ini karena bayi masih menyesuaikan diri untuk beralih ke tekstur makanan yang lebih padat setelah lama terbiasa mengonsumsi makanan dalam bentuk cair yang lebih mudah ditelan, yaitu ASI.
Namun selain itu, bayi susah makan bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya karena merasa kenyang, alergi makanan, pilih-pilih makanan, merasa lelah, hingga tidak suka dengan makanan yang diberikan. Selain itu, beberapa kondisi seperti lahir prematur, diare, sakit kuning, dan infeksi telinga, dapat menjadi penyebab bayi susah makan.
Supaya lebih jelas, berikut adalah beberapa penyebab bayi susah makan yang perlu Bunda dan Ayah ketahui.
1. Tekstur Makanan Tidak Sesuai
Mulai usia 6 bulan, bayi sudah bisa dikenalkan dengan tekstur makanan selain cair. Namun, sama seperti Bunda mengenalkan jenis makanan satu demi satu, mengenalkan tekstur makanan yang baru juga perlu bertahap dan ada tingkatannya.
Di awal pemberian MPASI, bayi idealnya lebih dulu dikenalkan dengan makanan bertekstur halus alias bubur kental (puree) sampai ia terbiasa. Barulah kemudian Bunda boleh menaikkan tekstur MPASI secara perlahan mulai di bulan selanjutnya.
Adapun tahapan menaikkan tekstur MPASI sesuai anjuran IDAI adalah sebagai berikut:
-
Bayi 6 bulan: MPASI bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed).
-
Bayi 9 bulan - 12 bulan: Berikan makanan yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau makanan yang dapat dipegang (finger food).
-
Bayi 12 bulan - 24 bulan: Berikan makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.
Kenapa penting untuk menyesuaikan umur bayi dengan tekstur MPASI-nya? Menaikkan tekstur MPASI sesuai umurnya akan membantu perkembangan fungsi rongga mulut, lidah, hingga rahang untuk mengunyah, menelan, dan pada akhirnya untuk si Kecil bisa berbicara.
Ketika terlambat dinaikkan, bayi juga akan terlambat mengasah fungsi rongga mulutnya, sedangkan kalau dinaikkan terlalu cepat ditakutkan ada risiko tersedak atau gangguan pencernaan karena bayi belum siap menelan makanan yang lebih padat atau keras.
Hal-hal inilah yang dapat turut menjadi faktor bayi menolak makanannya.
2. Bayi Sudah Kenyang
Salah satu penyebab bayi susah makan adalah karena kemungkinan si Kecil sudah merasa kenyang, Bun. Jadi, bukannya menghabiskan makanan, si Kecil mungkin akan melepeh, mengemut makanan, atau memainkannya sebagai tanda sudah kenyang dan tidak ingin makan.
Untuk itu, penting bagi Ibu memperhatikan saat si Kecil memukul-mukul sendok, memalingkan wajah, atau menutup mulutnya, tandanya ia berusaha memberi tahu bahwa tidak ingin makan sekarang.
Akan tetapi, Bunda tidak perlu cemas apabila melihat bayi yang susah makan saat memberikannya MPASI karena biasanya ia akan meminta makan jika sudah mulai lapar.
3. Sering Dipaksa Habiskan Makanan
Bunda mungkin belum tahu kalau cara kita memberikan makan ternyata sangat berpengaruh pada perilaku si Kecil, lho! Misalnya, ketika tampilan makanan yang kurang menarik, rasa yang kurang enak di lidah, atau aromanya yang mengganggu si Kecil.
Alasan lain yang mungkin juga bisa membuat bayi susah makan adalah karena Bunda memberi makan bayi sambil marah-marah. Frustrasi adalah emosi yang sangat wajar dialami setiap orang tua ketika melihat anaknya menolak makan, tapi emosi Bunda yang terlalu tinggi juga bisa membuat si Kecil jadi takut sehingga menghubungkan waktu makan dengan hal yang menakutkan.
Tak hanya itu, latar belakang kebiasaan keluarga itu sendiri juga bisa berpengaruh. Sebagai contoh, bayi terus-terusan diberikan minum jamu-jamuan yang dipercaya dapat menambah nafsu makan. Melansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hal ini justru bisa menimbulkan trauma mendalam pada psikologis anak yang berakibat semakin sulit makan.
4. Bayi Sedang Sakit
Bayi susah makan bisa jadi disebabkan karena kondisi kesehatannya. Misalnya, bayi mengalami gangguan pencernaan, alergi, sakit flu, atau sedang tumbuh gigi. Wajar adanya bila nafsu makan bayi menurun karena sakit.
Bayi yang sakit biasanya rewel, pucat, demam, dan diikuti gejala penyakit yang menyertainya. Bila terjadi demikian, Bunda perlu segera berkonsultasi ke dokter agar si Kecil mendapatkan perawatan yang tepat. Bunda juga boleh menanyakan soal pemberian MPASI ke dokter untuk mencukupi asupan nutrisi si Kecil yang sedang sakit.
Hal yang paling penting adalah Bunda harus tetap bersabar jika bayi tidak mau makan saat sedang sakit bahkan hingga berat badannya turun.
Teruslah berusaha dan kejar kembali berat badan bayi jika ia sudah sehat.
5. Tidak Mau Coba Makanan Baru
Karena baru belajar makan, bayi mungkin tidak akan langsung suka dengan makanan barunya. Entah karena merasa asing dengan rasanya, baunya, atau teksturnya. Jadi, masih sangat wajar bila bayi tidak mau makan, bahkan melepeh kembali makanan yang sudah ada di dalam mulutnya.
Memperkenalkan jenis makanan baru kepada si Kecil memang butuh waktu dan kesabaran. Namun, jangan menyerah jika jenis makanan baru yang Bunda perkenalkan ditolak oleh si Kecil. Karena, memang butuh berulang kali percobaan hingga kita tahu anak benar-benar menolak atau tidak.
Baca Juga: Ketahui Tahapan Tekstur MPASI Bayi Sesuai Usianya
Cara Mengatasi Bayi Susah Makan
Melihat bayi menolak makan memang kerap membuat kita khawatir ya, Bun. Namun, sebetulnya Bunda bisa kok menghadapi masalah si Kecil yang enggan makan ini tanpa harus marah-marah.
Terlebih, setiap anak sebenarnya unik sehingga pendekatan yang dilakukan untuk mendukung tumbuh kembangnya sebaiknya disesuaikan dengan karakteristiknya masing-masing.
Mengutip dari IDAI, berikut adalah beberapa cara mengatasi bayi susah makan yang bisa Bunda terapkan di rumah.
1. Berikan Porsi Kecil
Daripada harus menyajikan makanan dalam porsi besar tapi tidak habis, cobalah berikan porsi makan si Kecil lebih kecil tapi cukup sering sebagai salah satu cara mengatasi bayi susah makan, Bun.
Jangan memaksa bayi untuk makan jika dia menolaknya. Berikan ia ruang untuk menikmati makanan yang diberikan secara perlahan. Bila si Kecil sudah tidak ingin melanjutkan makan, cukup berhenti menyuapinya. Bunda masih bisa mencoba menyuapi sisa makanan untuk si kecil nanti lagi.
2. Ubah Cara Mengenalkan Makanan
Bunda bisa memberikan menu MPASI baru sebagai cara mengatasi bayi yang susah makan. Namun, untuk pemberian menu baru, Bunda perlu menunggu selama seminggu.
Usahakan untuk memberikan makan sedikit terlebih dahulu agar ia tidak terlalu ‘kaget’ pada pengalaman barunya. Lihat reaksinya, biarkan bayi memilih makanan yang ia sukai. Kemudian, coba teruskan berikan makanan yang sama selama beberapa hari.
Dalam seminggu, tetaplah perkenalkan pada MPASI yang Bunda berikan. Meskipun sedikit-sedikit, si kecil akan belajar terbiasa dengan makanan yang dikonsumsinya.
Jika si Kecil menolak dan bereaksi berlebihan selama beberapa hari tersebut, Bunda bisa melanjutkannya dulu dengan menawarkan makanan lainnya.
3. Campurkan dengan Makanan yang Si Kecil Suka
Mencampurkan menu MPASI dengan makanan favoritnya juga bisa menjadi cara membantu bayi yang susah makan. Misalnya, si Kecil suka sekali kaldu, Bunda bisa mencampurkan pisang dengan kaldu gurih sebagai MPASI.
Bunda boleh mencampurkan ASI ke dalam makanan yang dihaluskan. Mungkin cara ini bisa membantu si kecil untuk kembali lahap menyantap MPASI.
Jika si Kecil tampak susah mencicipi makanannya baru karena bentuk atau teksturnya yang tidak menarik, Bunda bisa memutar otak untuk mengolah bahan tersebut dengan cara berbeda.
Bantu bayi agar lebih mudah mencoba makanan baru dengan membuatnya terlihat mirip dengan makanan favorit yang sudah lebih dulu dikenalnya.
Misalnya, bayi bunda senang sekali makan kentang tumbuk, tapi saat ini Bunda ingin mengenalkannya dengan ubi. Kentang memang memiliki cita rasa alami yang berbeda dengan kentang. Jadi, Bunda bisa mengakalinya dengan mengolah ubi dicampur bersama kentang dan dibuat agak lebih halus.
4. Buat Jadwal Makan yang Teratur dan Konsisten
Pemberian MPASI adalah suatu keharusan sebagai cara memenuhi kebutuhan gizi bayi mulai usia 6 bulan ke atas. Ini karena semakin bayi bertambah besar, kebutuhan gizi dan energinya akan ikut bertambah.
Itu kenapa pemberian ASI eksklusif harus didampingi dengan makanan. World Health Organization (WHO) dan IDAI merekomendasikan 70% asupan gizi bayi pada rentang usia 6-8 bulan didapatkan dari ASI dan 30%-nya lagi dari MPASI.
Nah supaya bayi mau terbiasa makan makanan selain ASI, penting untuk Bunda menerapkan jadwal makan yang teratur. Hal ini dilakukan agar bayi bisa belajar mengerti kapan ia merasakan rasa lapar dan kenyang dalam satu hari.
Jadi, Bunda hanya perlu lebih telaten membantu bayi terbiasa makan sesuai dengan jadwal. Dalam sehari bayi perlu makan 3 kali sehari, 1-2 kali makanan selingan (snack) dan ASI/susu sesuai dengan kebutuhan di usianya.
Selain itu, IDAI juga menyarankan untuk membiasakan memberi makan maksimal 30 menit saja, karena terlalu lama ditakutkan akan membuat bayi bosan dan semakin tidak mau makan. Coba dulu beri jeda sekitar 10-15 menit. Jika si Kecil masih belum mau makan lagi, lebih baik segera sudahi memberi makanan.
Jangan pula biasakan bayi ngemil di luar jadwal makan camilannya karena hal ini akan menyebabkan si Kecil tidak merasa lapar ketika waktu makan tiba.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Cemilan Bayi 6 Bulan yang Sehat dan Bergizi
5. Ciptakan Lingkungan yang Nyaman Saat Makan
Ketika waktu makan malam tiba, Bunda bisa mengajak si Kecil duduk bersama dengan anggota keluarga yang lain di meja makan. Dengan demikian, ia akan melihat proses makan dan mampu memancingnya untuk mencoba makanan yang ada di meja makan.
Nah, agar sesi makan bersama keluarga bisa dinikmati seluruh anggota, berikut beberapa tips yang bisa Bunda coba:
-
Siapkan serbet agar makanan tidak berantakan.
-
Biasakan si Kecil untuk fokus saat makan. Jangan beri ia hp, mainan, atau menonton tv.
-
Saat waktunya makan besar, biasakan untuk mengonsumsi makanan utama dulu, baru minum di sesi akhir.
-
Hindari menyajikan makanan atau memberi makan dalam porsi besar sekaligus. Biasanya anak akan merasa kenyang duluan saat melihat makanan di hadapannya.
-
Ajak si Kecil untuk mencoba makan sendiri.
-
Saat bayi menolak untuk makan, coba buat wajah yang lucu sambil menyuapinya. Biarkan ia tertawa dan tersenyum saat melihat wajah Bunda yang jenaka. Suasana seperti bermain ini membuat si Kecil ikut senang. Ketika lingkungan positif terbentuk, tentunya mendukung agar ia mau makan.
-
Bila anak menolak makan dengan tanda seperti menangis, menutup mulut, atau memalingkan kepala. Jangan langsung berhenti ya, Bun. Coba tawarkan kembali makanan tanpa memaksanya.
Bunda bisa memberikan piring berisi makanan yang telah dipotong kecil-kecil agar si Kecil dapat “bermain” dan mencoba makan sendiri dari piring tersebut. Isi piring disesuaikan dengan usia dan dapat merupakan lauk yang sama yang sedang disuapi oleh Bunda. Contoh, tempe, ayam atau ikan suwir dan buncis atau wortel yang dipotong kecil.
6. Jadilah Contoh yang Baik Bagi Si Kecil
Memberi contoh yang baik pada si Kecil ternyata juga bisa menjadi alternatif cara mengatasi bayi susah makan. Kenapa demikian? Ini karena anak merupakan peniru ulung karena melihat tindakan orang-orang di sekelilingnya.
Jadi, sebelum meminta anak untuk mencoba makanan baru atau menghabiskan makanan yang Bunda sajikan, berikan contoh dulu.
Bunda bisa mengajak si Kecil duduk bersama di meja makan, kemudian berikan ia makanan yang sama dengan yang dimakan oleh anggota keluarga lainnya.
Jika di awal ia tampak ragu untuk mencicipi makanan tersebut, beri contoh dan katakan bahwa makanan tersebut tidak kalah lezat dengan makanan favoritnya.
Ada kalanya Bunda dan Ayah mungkin sama-sama punya kebiasaan suka pilih-pilih makanan atau tidak menyukai makanan tertentu.
Dalam kondisi ini, tak heran jika nantinya anak juga akan meniru kebiasaan orang tua yang satu ini. Supaya bayi tidak susah makan makanan tertentu, sebaiknya hindari menunjukkan sikap tersebut di depan si Kecil, ya.
Baca Juga: Bayi Sering Rewel Saat Makan MPASI? Kenali Penyebabnya
Jika di hari itu bayi terlihat susah makan, bukan berarti ia akan seterusnya seperti itu, Bun. Kadang bayi menolak makan karena bosan dengan menu yang itu-itu saja atau sedang merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Ketika hal-hal ini bisa Bunda tangani dengan baik, kemungkinan nafsu makannya akan kembali seperti sedia kala.
Cobalah juga untuk memantau perkembangannya selama satu minggu. Jika setelah mencoba berbagai cara, bayi masih tidak mau makan sehingga berat badannya turun terus, segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Semoga si Kecil mau lahap makan, ya!
Bunda juga bisa unduh Panduan MPASI untuk mendapatkan resep MPASI lengkap yang enak, bergizi, dan pastinya mudah dibuat. Yuk, download sekarang juga, gratis Bun!
Referensi:
- WebMD. (2010, June 20). Why Won’t Baby Eat? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/why-wont-baby-eat
- Swati Patwal. (2021, April 12). 11 Reasons Why Baby Refuses To Eat And How To Help Them. MomJunction. https://www.momjunction.com/articles/baby-refusing-to-eat-reasons-tips-to-help_00724399/
- IDAI | Penanganan kesulitan makan (Feeding Difficulty) pada Si Kecil. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penangan-kesulitan-makan-feeding-difficulty-pada-si-kecil
- IDAI | SULIT MAKAN PADA BAYI DAN ANAK. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/sulit-makan-pada-bayi-dan-anak
- IDAI | Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pentingnya-mengatur-jadwal-makan-anak
- IDAI | Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). (2018). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
- IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana