Setelah usia bayi genap menginjak 6 bulan, Bunda perlu mulai persiapan MPASI sembari terus memastikan si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian makanan padat pendamping ASI (MPASI) sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizinya, Bun.
Sebab jika terlambat memulai MPASI, bayi akan sangat rentan mengalami malnutrisi yang dapat meningkatkan risiko keterlambatan tumbuh kembang atau kondisi gagal tumbuh serius seperti stunting.
Nah, supaya pemberian makanan bisa lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, berikut informasi lengkap yang perlu orang tua pahami seputar persiapan MPASI pertama bayi.
Nutrisi yang Penting di Masa MPASI Pertama
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan MPASI pertama bayi adalah zat nutrisi yang diberikan.
Pertama-tama yang perlu Bunda perhatikan adalah pastikan makanan pendamping bayi usia 6 bulan mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi.
Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan. Protein hewani memiliki kandungan asam amino lebih lengkap daripada protein nabati yang dibutuhkan anak untuk mencapai tinggi optimalnya.
Protein dalam pangan hewani berfungsi sebagai pembangun sel-sel tubuh yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak, memperbaiki serta mengganti jaringan tubuh yang rusak atau mati, juga membantu pembentukan antibodi yang berperan melawan penyakit.
Sumber protein hewani antara lain ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Adanya kandungan zat besi pada daging sapi bahkan juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.
Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh dimasukkan ke dalam menu MPASI bayi. Protein nabati seperti dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan boleh diberikan sebagai pelengkap variasi makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisi anak.
Berikutnya, berikan makanan yang mengandung vitamin dan mineral, terutama seng dan vitamin A. Begitu pula dengan zat besi karena kandungan zat ini pada ASI sudah tidak dapat mengejar kebutuhan nutrisi bayi. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda memilih bahan makanan banyak mengandung zat besi seperti bayam, daging dan hati ayam atau sapi.
Apa yang Harus Diperhatikan Saat Mempersiapkan MPASI Bayi?
Ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat menyiapkan MPASI bayi sesuai yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia, di antaranya:
1. Waktu Pemberian Protein Hewani dan Nabati
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memperkenalkan bayi dengan aneka ragam sumber makanan memang sebaiknya dilakukan sejak dini.
Begitu pula dengan pemberian makanan sumber protein hewani dan nabati yang mulai dapat dilakukan sejak bayi berusia enam bulan alias masa MPASI.
Bunda bisa memberikan sumber protein hewani, seperti daging sapi, daging ayam, hati sapi, hati ayam, telur, serta berbagai hidangan laut.
Sementara itu, tahu, tempe, dan kacang-kacangan termasuk pilihan sumber protein nabati yang bagus untuk MPASI.
2. Masak Makanan Sampai Matang
Bunda disarankan untuk memastikan telur, ikan, dan daging yang diberikan kepada bayi sudah benar-benar dimasak dengan matang. Ini dikarenakan sumber protein hewani yang kurang matang berisiko mengandung bakteri atau parasit yang dapat menyebabkan keracunan. Jika makanan tersebut termakan oleh bayi, bukan tak mungkin bayi bisa terserang penyakit.
3. Jangan Memberikan Madu
Bunda tidak disarankan untuk memberikan madu kepada bayi bila usianya masih kurang dari 12 bulan. Pemberian madu pada bayi di bawah 1 tahun sangat dilarang karena dapat menyebabkan botulisme. Penyakit ini timbul karena bayi di bawah satu tahun belum memiliki ketahanan tubuh untuk melawan racun yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum.
4. Hindari Pemberian Jus Buah
Jus buah tidak disarankan untuk anak di bawah usia 1 tahun karena jus buah sangat rendah serat dan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini meningkatkan potensi malnutrisi dan diare pada anak.
Selain itu, hindari juga memberikan makanan dengan pemanis dan lemak yang tinggi.
5. Hindari Memberikan Makanan dengan Penyedap Rasa
Memberinya MPASI dengan penyedap rasa dan pemanis buatan sangat tidak disarankan untuk untuk bayi usia 6 bulan. Untuk menambah cita rasa makanannya, Bunda bisa mengganti rasa asin pada MPASI dengan keju, daging, atau kaldu daging asli.
Sementara itu, untuk menambah rasa manis, Bunda bisa mengganti asupan gula dengan sari buah-buahan yang memiliki cita rasa manis alami.
6. Jaga Kebersihan Makanan dan Peralatan Masak
Saat menyiapkan dan membuat menu MPASI, pastikan Bunda menggunakan alat dan bahan persiapan MPASI, serta peralatan makan yang aman dan terjaga kebersihannya. Ini juga termasuk kebersihan buah dan sayur sebelum diolah dan diberikan pada si Kecil.
Hal yang tak kalah penting adalah pisahkan juga talenan yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang.
Pisahkan juga talenan untuk sayur dan untuk daging karena daging mentah dapat mengandung bakteri seperti Salmonella. Bila Bunda hanya menggunakan satu talenan, cuci terlebih dahulu talenan yang telah mengalami kontak dengan daging mentah dengan sabun agar talenan bersih dari bakteri. Kemudian, Bunda dapat menggunakannya untuk bahan makanan lain, misalnya daging matang atau sayur.
Kemudian, pastikan juga tangan bayi sudah dalam keadaan bersih sebelum makan ya, Bun.
7. Beri Minyak, Mentega, dan Santan pada Menu MPASI
Jika diperlukan, tidak masalah untuk menambahkan minyak, mentega, maupun santan ke dalam makanan si Kecil. Penambahan minyak, mentega, serta santan dapat berguna sebagai penambah kalori untuk si Kecil, sehingga makanan pendamping ASI semakin bernutrisi.
8. Hindari Memberikan Makanan Berukuran Besar
Hindari memberikan makanan yang bisa membuat si Kecil tersedak ya, Bun. Misalnya potongan makanan yang besar.
Hindari pula makanan yang kecil dan belum bisa dikunyah bayi bila bayi masih hanya memiliki sedikit gigi atau bahkan belum memiliki gigi sama sekali, seperti kacang. Bunda bisa memberikan kacang yang sudah dihaluskan untuk mencegah si Kecil tersedak.
Selain itu, hindari juga memberikan minuman yang nilai gizinya kecil seperti minuman bersoda, kopi, dan teh.
Jika butuh rekomendasi resep MPASI yang bergizi tinggi, Bunda bisa download Panduan MPASI, lho!
Tips Praktis Persiapkan MPASI Pertama
Bunda mungkin sering mengalami kesulitan ketika mempersiapkan berbagai resep MPASI. Memikirkan menu makanan harian yang bernutrisi dan disukai buah hati memang dapat menyita waktu dan energi, Bun
Untungnya, ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mempersingkat waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyiapkan menu MPASI. Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya.
-
Siapkan daftar menu yang akan dibuat dalam seminggu. Luangkan waktu satu hari, misalnya pada akhir pekan, untuk memikirkan resep MPASI yang akan dibuat selama satu minggu ke depan. Cara ini dapat memudahkan Bunda untuk membuat variasi makanan, mempertimbangkan asupan gizi, hingga mempersingkat cara pembuatannya.
-
Dari jadwal yang dibuat, buat daftar belanja untuk kebutuhan MPASI. Cukup berbelanja beberapa hari sekali untuk menyingkat waktu belanja dan menjaganya tetap segar.
-
Tips lain yang bisa dijajal adalah membuat stok frozen food yang sangat membantu, terutama bagi Bunda yang tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan makanan buah hati.
-
Beberapa contoh makanan beku yang bisa dibuat dengan mudah saat akhir pekan adalah puree buah maupun sayur, nugget daging dan sayur buatan sendiri, kaldu daging, atau olahan daging lainnya. Buatlah sesuai kebutuhan agar dapat dihabiskan tidak lebih dari seminggu.
Selain memudahkan saat digunakan memasak bubur dan nasi tim, Bunda juga bisa memanfaatkan perlengkapan MPASI seperti slow cooker untuk membuat kaldu dan mengempukkan daging tanpa menghilangkan terlalu banyak nutrisi. Caranya, Bunda hanya perlu masukkan bahan-bahannya pada malam hari, seperti beras, bumbu, dan daging, hidupkan slow cooker dan pagi harinya sudah siap dikonsumsi.
Siapkan juga blender atau food processor yang dapat mempersingkat pekerjaan Bunda saat melakukan persiapan MPASI pertama. Alat tersebut tidak hanya membantu menghaluskan bubur atau nasi tim, tapi juga menggiling daging, ikan, maupun sayuran agar buah hati dapat dengan mudah mengunyahnya.
Jika tidak memiliki blender atau food processor, manfaatkan saringan berbahan besi. Walaupun membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga, tapi harganya sangat terjangkau dan mudah dibersihkan kok.
Baca Juga: Tips Mudah Membuat MPASI dari Kaldu Ayam di Rumah
Aturan dan Jadwal Pemberian MPASI Bayi Sesuai Usia
Perlu Bunda ketahui kalau pemberian makanan untuk bayi tidak bisa sembarangan. Selain memperhatikan pilihan makanan untuk buah hati, Bunda juga perlu mengerti tekstur makanan di setiap usianya.
Supaya tidak salah langkah, begini perkembangan tekstur, frekuensi, serta porsi makanan bayi di setiap tahapan usia:
1. Bayi Usia 6-8 Bulan
Menurut IDAI, sebagai awalan jadwal makanan utama bayi 6-8 bulan adalah 2-3 kali sehari. Bunda mulai dapat memberikan MPASI 6 bulan dengan tekstur lumat (mashed) maupun yang telah disaring (puree).
Ketika menginjak usia 8 bulan, Bunda bisa berikan makanan ringan yang mampu dimakan sendiri oleh si Kecil sebanyak 1-2 kali makanan dengan tetap rutin memberikan ASI.
Sementara untuk porsi makannya, mulailah dengan 2-3 sendok makan yang bisa semakin ditingkatkan hingga mencapai ½ mangkuk ukuran 250 milliliter (ml).
2. Bayi Usia 9-11 Bulan
Ketika memasuki usia 9-12 bulan, buah hati biasanya sudah bisa diberikan makanan yang dicincang halus (minced), cincang kasar (chopped), dan makanan seukuran jari tangan (finger food).
Frekuensi makan di usia ini sudah meningkat menjadi 3-4 kali untuk makanan utama dan 1-2 kali untuk makanan selingan sesuai dengan keinginan si Kecil.
Begitu pula dengan porsi sekali makan yang sudah mampu mencapai ½ mangkuk ukuran 250 ml.
3. Bayi Usia 12-24 Bulan
Memasuki 12 bulan, si Kecil biasanya sudah bisa mengonsumsi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga lainnya, misalnya yang berasal dari protein hewani, seperti telur, unggas, daging, ikan, dan produk susu.
Adapun banyaknya energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah 550 kalori per hari. Bunda tetap perlu melanjutkan pemberian ASI sesuai permintaan anak, karena ASI memberikan sepertiga kebutuhan energi anak usia 12-24 bulan.
Saat memberi makan bayi, Bunda bisa mendudukkan si Kecil di kursi makan khusus bayi (high chair). Penggunaan kursi khusus anak ini dapat melatihnya fokus pada makanan yang ada di hadapannya. Selain itu, penggunaan high chair juga bisa melatih si Kecil untuk terbiasa makan sendiri.
Cara Menyimpan Bahan-Bahan MPASI
Bunda, dalam menyimpan bahan menu MPASI terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:
-
Bahan makanan, seperti sayuran, telur, ikan, kedelai, nasi, pasta, dan daging termasuk rentan terpapar bakteri. Jadi, sebaiknya makanan-makanan ini disimpan di kulkas yang bersih dan suhunya kurang dari 5° Celsius untuk menghindari kontaminasi bakteri.
-
Simpan ikan dan daging pada wadah yang berbahan plastik dan jangan digabung. Jangan pula mencampurkannya bersama makanan yang telah diolah sebelumnya, serta bahan makanan yang siap makan.
-
Bila ingin mencairkan makanan beku (frozen foods) yang ada di kulkas bisa gunakan microwave. Hal yang perlu diingat adalah bahan menu MPASI yang sudah dicairkan harus segera dimasak dan makanan beku yang sudah dimasak tidak boleh dibekukan lagi ya, Bunda.
-
Makanan menu MPASI perlu disimpan berdasarkan petunjuk penyimpanan yang tertera di dalam kemasan makanan tersebut. Jangan konsumsi bila tanggal kedaluwarsanya sudah lewat.
-
Jika ada makanan yang semestinya disimpan pada kulkas, jangan digunakan lagi bila sudah berada di luar kulkas dalam durasi dua jam bahkan lebih.
Baca Juga: Penyebab Bayi Susah Makan di Awal Pemberian MPASI
Nah, itu dia informasi seputar persiapan MPASI yang perlu Bunda ketahui mulai dari nutrisi, aturan pemberian, apa saja yang perlu diperhatikan, hingga cara penyimpanan bahan-bahan MPASI.
Semoga artikel ini membantu, ya, Bun!
Referensi tambahan:
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi. Diakses pada 5 Januari 2023.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana. Diakses pada 5 Januari 2023.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tepatkah-madu-diberikan-pada-bayi. Diakses pada 5 Januari 2023.
- Fakultas Kedokteran Anak Indonesia. https://fk.ui.ac.id/infosehat/cegah-stunting-protein-hewani-harus-ada-dalam-mpasi/. Diakses pada 5 Januari 2023.