Facebook Pixel Code Pentingnya Zat Besi untuk Bayi dan Rekomendasi Makanannya

Pentingnya Zat Besi untuk Bayi dan Rekomendasi Makanannya

Pentingnya Zat Besi untuk Bayi dan Rekomendasi Makanannya

Sebagai orang tua, penting untuk Bunda bisa terus memenuhi kebutuhan zat besi bayi yang bertambah dari bulan ke bulan. Sebab, tanpa zat besi yang cukup bayi bisa berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan yang berdampak negatif pada tumbuh kembangnya, seperti anemia dan stunting. 

Lalu, bagaimana cara memenuhinya? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Pentingnya Zat Besi untuk Bayi?

Zat besi adalah mineral yang berperan penting untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam otot. Hemoglobin merupakan protein yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, sedangkan mioglobin merupakan protein yang menyediakan oksigen untuk jaringan otot.

Tanpa zat besi yang cukup, tubuh bayi hanya akan membuat sedikit sel darah, sehingga jaringan dan organ tubuhnya tidak akan mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Tanpa oksigen dalam darah, tubuh si Kecil tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebab, di dalam tubuh, zat besi juga berperan penting dalam pembentukan hormon yang berperan mendukung tumbuh kembang anak. 

Selain itu, manfaat zat besi yang utama adalah mengurangi risiko timbulnya anemia. Anemia defisiensi besi atau ADB merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum terjadi pada anak bayi dan dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.

Salah satu dampak anemia pada bayi adalah menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, juga menyebabkan gangguan pertumbuhan organ tubuh akibat aliran oksigen berkurang ke jaringan. Di kemudian hari, masalah paling penting yang bisa ditimbulkan oleh defisiensi besi kronis adalah menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar pada anak ketika di usia sekolah nanti.

Yang juga jarang disadari, kekurangan zat besi juga dapat meningkatkan risiko stunting (kondisi tinggi badan terlalu pendek karena kekurangan gizi) pada bayi. Sebab, zat besi penting untuk mengedarkan oksigen ke semua jaringan tubuh, termasuk ke tulang.

Jika jaringan tulang tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup, tulang tidak akan tumbuh maksimal. Itu kenapa pemenuhan zat besi sangat penting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk menunjang tumbuh kembang bayi yang optimal.

Apa Ciri Bayi Kurang Zat Besi?

Ini adalah beberapa gejala anemia yang paling umum tampak pada bayi yang kekurangan zat besi:

  • Kulit pucat.

  • Mudah rewel atau sering menangis tanpa sebab.

  • Kurang tenaga atau mudah lelah (fatigue).

  • Mudah jatuh sakit karena infeksi.


 

Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi untuk Bayi

Bayi baru lahir sebenarnya masih memiliki simpanan zat besi yang berasal dari ibunya selama trimester akhir kehamilan. Namun setelah di atas usia 4 bulan, cadangan zat besi bayi mulai berkurang sehingga dibutuhkan asupan tambahan dari makanan selain dari ASI.

Merujuk pada tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 dari Kementerian Kesehatan, kebutuhan zat besi bayi setelah 4 bulan adalah:

  • 0 – 5 bulan adalah sebesar 0,3 mg per hari,

  • 6 – 11 bulan sebesar 11 mg per hari, dan

  • 1 – 3 tahun sebesar 7 mg per hari.

Nah, cara paling mudah untuk mencegah kekurangan zat besi pada bayi adalah dengan memberikan makanan MPASI yang tinggi zat besi minimal 2 kali sehari. Namun, Bunda juga mesti memperhatikan lagi dari mana sumber zat besinya. 

Sebagai langkah memenuhi kebutuhan zat besi yang optimal sekaligus mencegah risiko anemia serta stunting pada anak, IDAI menganjurkan Bunda mengutamakan asupan dari zat besi heme yang lebih mudah diserap daripada besi non-heme. 

Zat besi heme adalah zat besi yang berasal dari protein hewani, dan paling banyak terdapat dalam daging merah seperti daging sapi dan kambing serta hati sapi dan hati ayam. Zat besi heme bisa diserap hingga sebesar 23-30% daripada zat besi non-heme dari sayuran hijau yang hanya diserap sekitar 3-8% saja. Zat besi heme juga banyak terkandung dalam ikan dan daging ayam.

Berikut adalah daftar sumber zat besi hewani beserta besaran kandungannya: 

  • Daging sapi cincang ¼ ons (kandungan zat besi 0,8 mg).

  • Daging kambing ¼ ons (kandungan zat besi 1 mg).

  • Setengah potong hati ayam (kandungan zat besi 3.6 mg).

  • Setengah potong hati sapi (kandungan zat besi 1,7 mg).

Lebih lanjut, berikut sumber zat besi sayuran beserta kandungannya per penyajian:

  • Brokoli 9 kuntum (kandungan zat besi 0,2 mg).

  • Bayam 3 ikat (kandungan zat besi 1 mg).

  • Tahu 150 gram (kandungan zat besi 2.4 mg).

  • Tempe 100 gram (kandungan zat besi 2.7 mg).

  • Tauge 100 gram (kandungan zat besi 1mg).

  • Kol 100 gram (kandungan zat besi 0.5 mg).

Agar penyerapan zat besi bayi semakin optimal, Bunda perlu mendampinginya dengan makanan tinggi vitamin C yang cukup kepada anak. Vitamin C telah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi (terutama yang berasal dari tumbuhan atau zat besi non-heme) dan menyimpannya dalam bentuk yang lebih mudah diserap di dalam tubuh.

Asupan vitamin C tinggi bisa didapatkan dari buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya. Misalnya, dengan memberikan minum jus jeruk saat makan MPASI daging yang kaya zat besi.   

Akan tetapi, Bunda juga perlu menghindari pemberian jenis makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat, seperti teh, susu sapi, dan makanan tinggi serat. 

Nah, Bunda bisa dapatkan resep lengkap & kumpulan tips MPASI yang tinggi zat besi untuk si Kecil dengan mengunduh Panduan MPASI secara GRATIS.

Cara Mengetahui Kekurangan Zat Besi pada Bayi

Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang bayi yang dapat berdampak hingga usia siap sekolah nanti.

Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan skrining anemia dengan tes darah hemoglobin untuk semua bayi pada usia 12 bulan. Skrining juga harus mencakup penilaian risiko, yang mencakup sekelompok pertanyaan untuk menemukan faktor risiko anemia defisiensi besi seperti masalah makan, pertumbuhan yang buruk, dan kondisi kesehatan khusus.

Sekarang Bunda sudah lebih memahami apa pentingnya zat besi untuk bayi dan bagaimana cara yang tepat memenuhinya? 

Terakhir, jangan pernah ragu atau sungkan berkonsultasi ke dokter jika Bunda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran seputar kesehatan bayi dan tumbuh kembangnya. Dengan berkonsultasi, dokter dapat memastikan apa penyebab gangguan tumbuh kembang anak dan cara perawatan yang tepat sesuai dengan kondisinya.

Semoga artikel ini makin menambah wawasan Bunda dalam menemani tumbuh kembang si Kecil sampai usia sekolahnya nanti, ya!

 

Referensi

  1. IDAI | ANEMIA KEKURANGAN ZAT BESI. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-kekurangan-zat-besi
  2. ‌DOI : 10.2473/amnt.v1i4.2017.361-368
  3. Iron-Deficiency Anemia in Children | Cedars-Sinai. (2022). Cedars-Sinai.org. https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/i/iron-deficiency-anemia-in-children.html
  4. IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak

Artikel Terpopuler