Facebook Pixel Code Cara Membentuk Karakter Anak agar Jadi Pribadi Baik

Cara Membentuk Karakter Anak agar Jadi Generasi Maju Berprestasi

Cara Membentuk Karakter Anak agar Jadi Generasi Maju Berprestasi

Orang tua berperan penting dalam membangun karakter anak agar jadi pribadi yang baik. Seperti apa si Kecil nanti dalam bersikap, semua dipengaruhi oleh perilaku yang dicontohkan orang tua serta nilai-nilai yang ditanamkan Bunda dan Ayah sedari mereka kecil. 

Lalu, contoh karakter positif apa saja yang bisa ditanamkan kepada si Kecil dan bagaimana cara menjadi anak baik? Simak ulasan selengkapnya di sini ya, Bun! 

Karakter Positif yang Bisa Ditanamkan Orang Tua kepada si Kecil

Nah, Bunda perlu mengetahui dulu apa saja contoh karakter positif yang penting ditanamkan sejak dini, sehingga si Kecil berhasil tumbuh menjadi pribadi yang unggul. 

Berikut 5 karakter positif yang bisa Bunda contohkan kepada si Kecil:

1. Percaya diri

Percaya diri adalah karakter anak yang yakin atas kemampuan dirinya sendiri, serta betul-betul percaya ia mampu mencapai tujuannya. Ia juga yakin karena ia memiliki tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukannya.

Rasa percaya diri sangat memengaruhi potensi prestasi si Kecil di mana pun ia berada, lho! Sebab, karakter percaya diri membuat anak bahkan tidak ragu untuk mempelajari banyak hal baru, Bun.

Anak yang percaya diri cenderung merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya tanpa merasa cemas. Ini karena ia tahu ia memiliki kemauan untuk bertindak dan kemampuan untuk mencapainya.

2. Tangguh

Anak yang tangguh artinya ia memiliki karakter yang kuat dan bisa bangkit kembali setelah mengalami tantangan atau melewati masa-masa sulit. Anak yang tangguh juga cenderung bisa lebih “tahan banting” ketika menghadapi stres.

Selama masa kanak-kanaknya, si Kecil mungkin akan mengalami berbagai pengalaman baru yang bisa membuatnya kewalahan. Misalnya, pertama kali masuk sekolah, pindah rumah, atau menjadi kakak bagi adik bayi yang baru lahir.

Bagaimana anak memproses dan bereaksi terhadap pengalaman-pengalaman inilah yang akan membangun mental tangguh.

Akan tetapi, orang tua juga punya peran besar untuk ikut memupuk mental tangguh pada anak mereka. Sebab ketika anak-anak bisa mengatasi masalah, lambat laun kepercayaan diri mereka juga ikut terbangun dan membuat mereka merasa lebih optimis saat masalah muncul lagi.

3. Aktif bersosialisasi

Beberapa anak terlahir memang mudah bergaul. Namun, bukan berarti karakter ini tidak bisa dipupuk dalam diri anak sejak dini.

Aktif bersosialisasi akan membantu si Kecil belajar menumbuhkan empati, meningkatkan keterampilan bahasa, mengerti konsep berbagi dan kerja sama, tumbuh lebih percaya diri, menciptakan persahabatan, belajar bagaimana menghormati orang lain, dan bisa lebih siap untuk sekolah. 

Anak yang aktif bersosialisasi tidak akan malu bertanya saat belajar. Selain itu karena terbiasa berkomunikasi dengan banyak orang, ia juga bisa jadi pribadi yang mampu mengatasi konflik.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Supaya Tak Malu-Malu Bersosialisasi

4. Selalu ingin tahu

Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, secara tidak langsung mendorong si Kecil untuk giat belajar sampai ia menemukan jawaban atas keingintahuannya tersebut. Ketika menemukan jawaban atau hasilnya, pun ada rasa puas yang lama kelamaan membuat si Kecil jadi tertarik untuk terus belajar dan menyukai setiap prosesnya.

5. Berpikir cepat

Berpikir cepat adalah salah satu keterampilan kognitif yang penting dimiliki anak sejak usia dini. Keterampilan ini merupakan kemampuan anak untuk membayangkan, menjabarkan, dan menilai informasi untuk menentukan mana yang benar dan tidak. 

Berpikir cepat adalah proses menggunakan fokus dan pengendalian diri untuk memecahkan masalah dan menetapkan dan menindaklanjuti tujuan. Berpikir cepat juga artinya anak bisa menggunakan keterampilan hidup penting lainnya seperti membuat koneksi, mengambil sudut pandang, dan berkomunikasi. 

Keterampilan ini akan digunakan anak dalam segala aspek dalam hidupnya, mulai dari menyelesaikan puzzle, menjawab pertanyaan orang tua, sampai mampu membedakan mana tindakan yang benar dan salah. Penting sekali, ya, Bun?

Baca Juga: Perkembangan Anak Usia 5 Tahun, Sudah Bisa Apa Saja?

Bagaimana Cara Membentuk Karakter Anak agar Menjadi Pribadi yang Baik saat Dewasa?

Sebagai orang yang memiliki ikatan terdekat dengan si Kecil, Bunda dan Ayah tak hanya berkewajiban mengurus kebutuhan lahiriah si Kecil. Namun, juga ditantang untuk bisa mengembangkan karakter positif anak. 

Nah, berikut ini 7 cara yang membantu orang tua untuk membentuk karakter anak menjadi pribadi yang unggul baik di kehidupan sosial maupun dalam bidang akademisnya. Intip sama-sama, yuk! 

1. Perbanyak bermain

Bermain punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak, termasuk karakternya. Memberikan buah hati waktu main yang cukup adalah cara termudah supaya ia bisa berkembang ke potensi terbaik dirinya.

Selain itu, bisa membantu anak berkembang secara fisik, mental, dan emosional. Permainan dalam grup juga bisa mengajarkan anak cara bersosialisasi yang baik, berimajinasi secara sehat, dan mencoba variasi peran yang unik.

Saat bermain, buah hati akan belajar mengambil keputusan, mempertahankan pendapat, kreatif, serta bereksplorasi.

2. Jangan terpaku dengan kekurangan anak

Tak sedikit orang tua yang berekspektasi tinggi terhadap anaknya. Sebaiknya, hindari sikap ini ya, Bun. Pahami bahwa setiap anak memiliki kekurangan dan akuilah kelebihan anak, terutama akan hal-hal yang anak nikmati baik dalam sisi akademis maupun non-akademisfokuslah pada kelebihannya saja.

Dengan begitu, si Kecil jadi lebih percaya diri karena merasa Bunda selalu mendukungnya, bahkan termotivasi untuk semakin mengembangkan kelebihannya dan mengatasi kekurangannya tersebut dengan terus belajar. 

3. Disiplin 

Disiplin bukan hanya penting untuk membentuk karakter anak, melainkan juga menentukan kebahagiaan diri anak. Tanpa disiplin, buah hati mungkin kesulitan menavigasi hubungan dan tantangan dalam hidup, misalnya disiplin diri, respek terhadap orang lain, dan toleransi sesama.

Disiplin bukan berarti berbicara soal hukuman atau kata-kata keras, Bun. Orang tua harus tahu kapan berkata “ya” dan “tidak” saat si Kecil menginginkan sesuatu, menjelaskan konsekuensi dari suatu perbuatan negatif, serta konsisten dalam mendidik buah hati.

4. Beraktivitas bersama

Beberapa aktivitas menarik seperti memasak, membuat prakarya bersama, hingga berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bisa membentuk karakter yang tangguh, percaya diri, dan aktif bersosialisasi.

Dalam aktivitas ini, si Kecil akan belajar menangani stres, bekerja secara efisien dan efektif, serta mengikuti aturan yang berjalan. Selain itu, cara menjadi anak baik ini bisa sekaligus mempererat hubungan antara Bunda dan si Kecil.

5. Tidak melabeli anak dengan sifat yang negatif

Melabeli anak dengan sifat tertentu perlu dihindari. Contohnya menyebut “Anak cengeng” saat si Kecil menangis atau “Penakut” ketika ia takut terhadap sesuatu. Julukan-julukan ini hanya akan menurunkan rasa percaya diri si Kecil. Ia pun jadi meragukan dirinya dan menganggap dirinya negatif, sehingga enggan bereksplorasi.

6. Batasi screen time

Studi menunjukkan semakin sering anak menghabiskan waktu di depan layar untuk bermain gadget atau menonton televisi akan berpengaruh pada tingkat intelektual dan perkembangan sosialnya.

Ini karena screen time bersifat satu arah, sehingga karakter anak akan menjadi semakin pasif dan tergantung pada stimulus visual. 

Sebaiknya, ajak si Kecil beraktivitas dengan bermain atau mengeksplorasi lingkungan di luar. Cara ini akan memberikan pengalaman hidup langsung yang baik untuknya, sehingga membentuk karakter anak yang aktif bersosialisasi dan tangguh.

7. Menjadi contoh yang baik

Membentuk karakter anak hingga menjadi pribadi yang unggul, kuncinya adalah di orang tua. Jadilah contoh terbaik untuk sang buah hati. Anak ibarat spons, ia menyerap segala hal yang ia lihat dan dengar sehari-hari, lalu mengeluarkannya lewat sikap-sikap tertentu. 

Selain menjadi contoh yang baik, usahakan untuk tidak memaksa membentuk ambisi yang bertentangan dengan minat dan kepribadian buah hati. Hal ini tak akan menumbuhkan karakter positif pada diri si Kecil, namun justru akan membuatnya tertekan, Bun.

Baca Juga: Tips Membantu Anak Mandiri Sejak Kecil

Memiliki anak yang berkarakter positif bukan hanya membanggakan, tapi juga penting sebagai modal untuk bisa unggul di masa depannya kelak. Ia akan lebih mudah memiliki teman serta beradaptasi di lingkungan mana pun. Bahkan, karakter anak yang positif juga tak jarang menjadikan si Kecil giat belajar hingga berprestasi di sekolah.

Demikian ulasan mengenai contoh kebiasaan yang perlu ditanamkan kepada si Kecil, berserta cara membentuk karakter anak yang positif dan baik. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bun!

Jangan lupa juga untuk bergabung menjadi member Klub Generasi Maju supaya Bunda bisa terus dapatkan informasi terbaru soal tumbuh kembang anak. Bunda juga bisa dapatkan berbagai penawaran menarik lainnya, lho!

Referensi:

  1. Learning Lift Off. https://www.learningliftoff.com/10-key-characteristics-you-need-to-teach-your-child/. Diakses pada 26 Juli 2022.
     
  2. Raising Children. https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/understanding-behaviour/about-self-esteem. Diakses pada 26 Juli 2022.
     
  3. SPD. ://www.spd.org.sg/why-recognising-your-childs-strengths-is-important/. Diakses pada 26 Juli 2022.
     
  4. University of Nevada. https://extension.unr.edu/publication.aspx?PubID=3011. Diakses pada 26 Juli 2022.

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline