Cara menghindari munculnya alergi asma anak yang terbaik adalah dengan pencegahan, bukan pengobatan. Pada dasarnya, alergi memang tidak memiliki obat tertentu yang bisa menghilangkan sensitisasi (pajanan dengan penyebab alergi atau allergen) dan reaksi alergi secara keseluruhan. Hanya saja, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi pajanan faktor pencetus gejala alergi, termasuk pada kebiasaan setiap hari. Karena itu, pastikan anak terhindar dari kebiasaan sehari-hari yang bisa mencetus reaksi alergi asma berikut ini.
1. Tidak Merapikan Tempat Tidur
Kalau anak sudah cukup usia dan mampu, ajarkan untuk membersihkan tempat tidur setiap hari. Ini karena tungau debu sering bersembunyi di tempat lembap dan hangat, jadi merapikan tempat tidur adalah cara efektif untuk membiarkan area ini terkena aliran udara setiap hari. Menurut Academy of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI), bahkan hanya sekadar merapikan matras dan melipat selimut sudah bisa sangat membantu loh, Bun. Biasakan juga anak untuk mencuci seprai, selimut, sarung bantal dan guling dengan deterjen dan pemutih setiap minggu untuk membunuh tungau.
2. Malas Bersih-Bersih
Masih urusan bersih-bersih, pastikan anak juga sudah punya kebiasaan untuk mandi dan membersihkan diri setiap pulang dari sekolah atau beraktivitas dari luar. Bahaya polutan dan alergen yang bebas berkeliaran di luar bisa saja menempel pada pakaian, kulit, dan rambut. Jangan biarkan anak menunda mandi atau langsung menaiki tempat tidur sebelum mengganti pakaiannya. Selain itu, rutinlah untuk membersihkan rumah dari debu dengan cara menyedot debu sampai ke daerah tersembunyi dari furnitur dalam rumah setiap 1 atau 2 minggu sekali.
3. Kurang Tidur
Jelaskan kepada buah hati bahwa kurang tidur dapat berpotensi memicu gejala alergi. Batasi aktivitas fisik yang terlalu melelahkan, apalagi bila pernah mencetuskan gejala batuk dan/atau sesak pada anak.
Untuk anak penderita asma, alergi pernapasan sering menyebabkan sulit tidur sehingga akan memperparah alergi yang diderita. Cara mengatasi alergi ini adalah membuat kondisi tidur anak senyaman mungkin, baik dengan pengobatan, mengganti bantal dengan jenis yang hypoallergenic (misal dari bahan lateks natural), atau menghidupkan penyaring udara (air purifier).
4. Bermain Boneka & Hewan Peliharaan
Anak-anak umumnya senang dengan boneka dan hewan peliharaan berbulu. Namun, jika alergi sedang menyerang, ingatkan anak untuk menjauhi boneka dan hewan peliharaannya karena bisa memperparah reaksi alerginya.
Bunda juga bisa turut meminimalkan serangan alergi dengan cara rutin mencuci boneka dengan air panas atau air dingin dengan deterjen dan keringkan dengan total. Sebaiknya simpan boneka di tempat yang terhindar dari debu. Ajarkan juga anak untuk mencuci tangan setiap selesai bermain atau pisahkan areal antara hewan peliharaan dengan anggota keluarga. Selain itu, jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke dalam kamar tidur.
5. Lupa Pada Obat yang Diberikan Dokter
Untuk buah hati yang sudah terdiagnosis memiliki asma, maka keluarga sebaiknya senantiasa melakukan tindakan pencegahan, kontrol, self-management, dan memberikan buah hati pengobatan teratur sesuai rekomendasi yang diberikan dokter.
Menurut Akib yang dimuat dalam jurnal Sari Pediatri, pemberian obat memang merupakan unsur penting pengobatan asma pada anak. Meski demikian, harus tetap diingat bahwa pengobatan hanyalah salah satu dari berbagai komponen utama penatalaksanaan asma.
Self-management atau kemampuan anak mengatur dirinya dalam menghindari pencetus, tanggap mengatasi serangan akut, dan paham menggunakan obat dengan benar, berperan penting dalam meminimalkan kemungkinan anak menjadi sakit.
6. Kurang Peduli Lingkungan Sekitar
Beri pengertian kepada buah hati untuk menghindari pemicu alergi yang berada di sekitarnya. Cara mengatasi alergi ini penting karena semakin tanggap, anak akan semakin jauh dari reaksi alergi yang parah.
Diperkirakan sampai 90% anak pasien asma mempunyai alergi pada saluran napas, terutama terhadap alergen dalam rumah (indoor allergen) seperti tungau debu rumah, alternaria (jamur), kecoak, dan bulu kucing. Karena itu, penting untuk menghindari hal-hal tersebut juga daerah yang penuh tanaman berserbuk sari, asap rokok, tempat pengap, makanan yang tidak bersih, yang merupakan kondisi yang tidak boleh dibiasakan untuk anak yang memiliki riwayat alergi.