Facebook Pixel Code Pola Makan Bayi yang Dapat Mendukung Perkembangan Otaknya

Bagaimana Pola Makan Bayi yang Dapat Mendukung Perkembangan Otaknya?

Bagaimana Pola Makan Bayi yang Dapat Mendukung Perkembangan Otaknya?

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan otak bayi. Seperti bonding antara Bunda dan bayi, lingkungan yang aman dan nyaman, serta pola makan yang seimbang dan kaya akan nutrisi. 

Nutrisi pada MPASI harus lengkap dan seimbang guna mengoptimalkan tumbuh kembang otak bayi. Begini penjelasan selengkapnya mengenai kebutuhan nutrisi dan pola makan bayi di usia 10-12 bulan serta apa hubungannya dengan perkembangan otak si Kecil.

Kebutuhan Nutrisi Bayi di Atas 10 Bulan

Menuju usia 1 tahun si Kecil setidaknya butuh 1.000 kalori. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang fisik dan otaknya, serta menambah energi dan nutrisi yang dibutuhkannya sehari-hari. Setelah itu, Bunda bisa menambahkan 40 kalori setiap kali tingginya bertambah 1 inci atau sekitar 2,5 cm.

Untuk mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang tersebut, penuhi MPASI bayi dengan berbagai variasi makanan. Ini sekaligus mengenalkan bayi pada rasa dan tekstur makanan yang berbeda, sekaligus mencari tahu makanan apa yang memicu alergi pada tubuh bayi. 

Memangnya, jenis nutrisi otak apa saja yang dibutuhkan bayi jelang usianya 1 tahun? Semuanya, Bunda, mulai dari asam lemak, zat besi, kalsium, protein, vitamin, mineral, seperti kolin,folat, dan lainnya.

Baca Juga: Pilihan Makanan dan Tips MPASI untuk Bayi 11 Bulan

Jadwal Makan untuk Bayi 6 Bulan ke Atas

Untuk memenuhi kebutuhan kalori hariannya, Bunda bisa bagi jadwal makan si Kecil menjadi:

  • 3 kali makanan utama. 

  • 2-3 kali snack. 

Sedangkan untuk ASI, jangan dihentikan. Terus berikan sesuaikan dengan permintaan bayi (on demand). ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan otak, sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan perkembangan tubuh secara keseluruhan. Serta membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit.

Sementara soal jadwal makan, jangan buat terlalu ketat, Bunda. Fleksibel saja dengan memperhatikan tanda-tanda lapar pada bayi. Ada kalanya bayi butuh makan lebih cepat atau molor dari jadwal, karena mungkin perutnya masih kenyang pasca menyusui atau camilan yang dimakan sebelumnya. 

Tekstur dan Porsi Makanan 

Berapa banyak yang bisa dimakan bayi di jam makannya? Yaitu sekitar ½ cangkir pada setiap jadwal makan besarnya atau sekitar ¼ porsi makan orang dewasa pada umumnya. Ini juga berlaku pada porsi snack-nya, ya.

Waspada bayi tersedak saat ia makan, Bunda. Umumnya bayi usia ini sudah punya gigi, dan kebanyakan mereka tertantang untuk makan makanan yang lebih besar. Jadi pastikan ukuran atau potongan makanan yang Bunda berikan aman untuk diproses di mulut bayi.

Ditambah lagi, secara alami anak-anak memang tidak belajar mengunyah sampai halus hingga usianya empat tahun. Dalam artian, mereka mengunyah sekadarnya dan langsung menelan makanannya. Jadi, pastikan tekstur makanan si Kecil aman dan nyaman saat dikunyah dan ditelan, ya. 

Untuk makanan yang lunak seperti pisang, naga, atau kiwi, bisa Bunda berikan langsung dalam potongan kecil. Sementara untuk buah atau sayur yang teksturnya lebih keras, ada baiknya dikukus atau direbus terlebih dulu agar teksturnya lebih lembut.

Baca Juga: Resep MPASI 11 Bulan: Panduan, Tekstur, dan Nutrisinya

Perhatikan Hal Ini dalam Aktivitas Makan Bayi 

Ini beberapa hal penting lainnya yang perlu Bunda perhatikan dalam aktivitas makan bayi: 

  • Kenali makanan pemicu alergi pada bayi. Caranya dengan mengenalkan satu jenis makanan baru selama beberapa hari agar Bunda bisa memantau apakah makanan tersebut memicu reaksi alergi atau tidak. Jika bayi mengalami alergi, hentikan pemberian makanan tersebut dan periksakan kondisi bayi ke dokter anak. 

  • Sebelum bayi berusia 12 bulan, jangan berikan susu sapi murni dan madu. Ini karena di dalamnya terdapat spora yang jika masuk ke sistem pencernaan bayi (yang belum berkembang sempurna) dapat berubah menjadi bakteri bernama Clostridium botulinum. Bakteri ini menghasilkan racun yang membahayakan tubuh bayi dan menyebabkan masalah kesehatan yang disebut botulisme (infant botulism). 

  • Pastikan bayi duduk dengan baik dan tegak saat makan. 

  • Jangan menambah terlalu banyak rasa ke dalam makanan bayi, seperti garam, merica, gula, mentega, atau lainnya. Biarkan bayi merasakan rasa alami dari makanan yang Bunda olah. 

Pola makan yang baik memberikan banyak sekali manfaat pada bayi. Di antaranya, bayi belajar kebiasaan makan yang baik, mulai dari jadwal makan hingga jenis makanan sehat dan bernutrisi. Ditambah, nutrisi yang baik sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan otaknya, baik di masa sekarang dan juga masa depan.

Memberikan makan dengan cinta dan kesabaran juga membantu menciptakan asosiasi positif pada otak bayi terhadap makanan. Selamat mencoba ya Bun. 

 

Referensi: 

  1. Centers of Disease Control and Prevention. (2022). How Much and How Often To Feed. https://www.cdc.gov/nutrition/InfantandToddlerNutrition/foods-and-drinks/how-much-and-how-often.html
  2. Healthy Children Org. (2020). Feeding & Nutrition Tips: Your 1-Year-Old. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-Nutrition-Your-One-Year-Old.aspx
  3. Healthy Children Org. (2022). Serving Sizes for Toddlers. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Serving-Sizes-for-Toddlers.aspx
  4. Grow by WebMD. (2023). Baby Nutrition in the First Year: What to Feed Your Baby Now. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-food-timeline

Artikel Terpopuler