Mengajarkan Disiplin pada Anak
Menuruti semua kemauan anak tentu tidak disarankan untuk mengajarkan disiplin pada anak. Namun, sebaiknya Bunda juga tidak terburu-buru mengatakan “tidak” untuk melarang anak melakukan sesuatu. Kata “tidak” yang bermakna negatif dapat berisiko membuat balita merasa terkekang dan malah memberontak.
Selain itu, terlalu sering melarang buah hati dengan kata “tidak” berisiko membuat buah hati merasa takut terhadap Bunda. Hal ini juga dapat membuat anak merasa kurang akrab dengan orang tua.
Untuk menghindari hal ini, Bunda bisa menghindari melarang buah hati dengan berkata “tidak” atau kalimat negatif lainnya. Beberapa cara di bawah ini mungkin bisa menjadi inspirasi Bunda untuk mengajarkan disiplin pada anak.
Melarang dengan Kalimat Positif
Daripada mengatakan “jangan lari”, “jangan memukul teman”, atau “jangan menangis”, lebih baik Bunda mengatakan “jalan pelan-pelan”, “dipukul itu sakit, disayang ya, temannya”, “ayo, tertawa lagi sama Bunda”.
Kata-kata positif akan ditanggapi lebih positif juga oleh buah hati karena tidak merasa Bunda melarangnya. Permintaan yang Bunda sampaikan dengan halus pun akan lebih mudah dituruti anak. Lebih penting lagi, buah hati akan merasa lebih dekat secara emosional dengan orang tua.
Minta Penjelasan
Ketika buah hati meminta sesuatu yang tidak Bunda setuju, sebaiknya jangan langsung dilarang. Bunda bisa menanyakan kenapa buah hati meminta hal tersebut dan dengarkan penjelasannya hingga selesai. Usahakan untuk tidak memotong pembicaraan buah hati ya, Bun.
Setelah mendengar penjelasan buah hati, barulah Bunda bisa memberi penjelasan sebab-akibat tindakan buah hati tersebut. Saat memberi penjelasan, sebisa mungkin selalu gunakan kalimat positif dan hindari kata “jangan” dan “tidak” ya, Bun.
Ajarkan Konsekuensi
Ada kalanya Bunda sebaiknyamembiarkan buah hati melakukan sesuatu yang Bunda anggap salah. Selama akibatnya tidak fatal, biarkan buah hati melakukan hal tertentu dengan pengawasan Bunda.
Contohnya ketika anak terus berlari-lari padahal jalanan sedang licin. Bunda cukup memperhatikannya dari jauh. Ketika ia jatuh, Bunda bisa menghampirinya dan memastikan kondisinya baik-baik saja. Namun, sebaiknya tidak memarahinya atau melarang untuk kembali berlari-lari. Bunda cukup mengatakan, “Kamu jatuh karena lari di jalan yang licin.”
Hindari Memberi Imbalan
Memberi imbalan mungkin salah satu cara efektif membuat anak lebih disiplin. Misalnya, saat buah hati kerap tidak menghabiskan makanannya. Bunda kemudian memberi iming-iming hadiah jika dalam seminggu ia makan tanpa sisa.
Cara mengajarkan disiplin pada anak dengan memberi imbalan tidak disarankan, Bun. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berisiko menjadikan anak tumbuh dengan rasa pamrih. Ia mungkin akan mengharapkan adanya imbalan jika kemudian hari Bunda memintanya melakukan sesuatu.
Karena itu, sebaiknya Bunda tetap berusaha memberi pengertian kepada anak ketika akan memberikan larangan. Dengarkan penjelasan buah hati sebelum Bunda memberikan penjelasan. Ini juga dapat menumbuhkan ikatan emosional dan rasa percaya antara anak dan orang tua.